REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sekelompok orang tewas di Mesir dalam serangan udara di Sinai, Jumat (9/8), ketika mereka bersiap-siap melancarkan serangan roket ke Israel, kata beberapa sumber keamanan dan saksi.
Asal dari serangan itu masih belum jelas. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa serangan udara itu dari Israel, namun yang lainnya memperkirakan serangan itu dilakukan militer Mesir. Menurut beberapa saksi, sedikitnya lima anggota kelompok lokal tewas dalam serangan tersebut.
Militer Mesir mengatakan, dua ledakan terdengar sekitar pukul 16.15 waktu setempat (pukul 21.15 WIB) di daerah Al-Ojra, tiga kilometer dari perbatasan dengan Israel. "Angkatan bersenjata menyisir daerah ledakan untuk mengetahui penyebabnya," kata juru bicara militer Kolonel Ahmed Aly dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP.
Beberapa saksi menuturkan, helikopter-helikopter militer Mesir terbang di atas wilayah itu setelah ledakan-ledakan tersebut. Kekacauan meluas di Sinai sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan di perbatasan dengan Israel.
Kelompolk garis keras yang diyakini terkait dengan Alqaidah memiliki pangkalan di kawasan gurun Sinai yang berpenduduk jarang, kadang bekerja sama dengan penyelundup lokal Badui dan pejuang Palestina dari Gaza. Mereka berlokasi di daerah gurun di dekat perbatasan Mesir dengan Israel dan Jalur Gaza.
Mereka menyerang pos-pos pemeriksaan keamanan dan sasaran lain hampir setiap hari sejak militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli. Sumber-sumber militer memperkirakan, terdapat sekitar 1.000 militan bersenjata di Sinai, banyak dari mereka orang suku Badui, yang terpecah ke dalam sejumlah kelompok dengan ideologi berbeda atau loyalitas suku, dan sulit untuk melacak mereka di daerah gurun itu.