REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Usaha jasa layanan mobil travel yang tidak memiliki izin trayek marak menawarkan layanan transportasi sebagai sarana mudik lebaran.
"Kami sengaja memanfaatkan waktu-waktu seperti ini untuk mendapatkan penghasilan lebih dari pada hari biasanya," kata salah seorang pemilik mobil travel liar, Darlius, di Bengkulu, Sabtu (10/8).
Menurut dia, usaha transportasi mobil travel liar sperti ini merupakan usaha musiman yang menggiurkan sekaligus memberikan keuntungan yang besar. "Untuk perjalanan pulang pergi saya bisa mendapatkan keuntungan dua juta lebih, kalau dirata-ratakan per hari, sekitar 700.000 sampai 800.000 rupiah untuk keuntungan bersihnya," kata dia.
Sedangkan usaha jasa transportasi pada hari biasanya, menurut dia hanya menghasilkan keuntungan bersih berkisar 200.000 rupiah saja. "Saya sebenarnya pengusaha transportasi resmi antar kota dalam provinsi, dan pada saat musim lebaran seperti ini penumpang untuk dalam kota itu sepi dari hari biasanya," kata dia.
Mengenai izin trayek, dia mengatakan tidak mau mengurus perizinannya ke dinas perhubungan setempat. "Ini kan cuma dua minggu, izin trayek itu mahal, di jalan pun tidak akan bermasalah jika membayar lebih pada oknum yang berada di pos TPR," kata dia.
Dia mengatakan, pada musim mudik lebaran sering memberikan layanan usaha transportasi travel liar antar provinsi di Pulau Sumatera.
Sementara itu, salah seorang pemudik Ny. Syerli Marlina mengungkapakan bahwa jasa transportasi liar sangat berbahaya untuk keselamatan.
"Mereka tidak terbiasa mengendarai mobil dengan jarak tempuh yang cukup jauh, selain itu jika terjadi kecelakan asuransi jiwa bagi para penumpang seperti layanan transportasi resmi juga tidak ada. Lebih baik menggunakan yang resmi demi keselamatan," kata dia.