REPUBLIKA.CO.ID, SITTWAY -- Libur Lebaran jadi hari duka bagi Muslim Rohingya yang bermukim di kam Oon Daw Gyi. Mereka jadi korban penyerbuan oleh militer setempat.
Enam Muslim Rohingya tewas, belasan lainnya luka-luka.
Seperti dikutip dari Rohingya News Agency, Sabtu (10/8), kejadian bermula pada Jumat (9/8) pagi.
"Kami jadi korban Peraturan Darurat 144 yang melarang kami untuk shalat Idul Fitri. Sehari kemudian, dua anak dari kamp Oon Daw Gyi pergi memancing ke sungai terdekat. Entah bagaimana kejadiannya tiba-tiba muncul tentara lokal dan dua anak itu jadi korban penembakan. Satu anak tewas di tempat satunya lagi selamat," demikian pengakuan satu warga Oon Daw Gyi yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Tidak jelas betul apa penyebab penembakan itu. Namun korban yang selamat mengklaim ia dan temannya dijadikan sasaran tembak tentara.
Warga Rohingya yang mendengar kabar penembakan bergegas ke lokasi kejadian. Mereka meminta jenazah korban untuk dikembalikan. Terjadi perang mulut antara militer dan warga Rohingya.
"Lalu tentara menembaki kami. Lima warga Rohingya lagi tewas seketika, beberapa luka parah. Tentara tidak berhenti di situ, mereka juga menghajar dan menyiksa warga yang terjebak di lokasi," demikian keterangan lanjutan.
Selain kejadian penembakan, ada pula laporan sehari setelah Idul Fitri dua pekerja perempuan Rohingya diperkosa oleh tentara. Ini terjadi di satu kamp pengungsi di Sittwe. Kedua pekerja itu diperkosa di kamp pengungsi.
Satu tetua Rohingya yang mengetahui kasus ini bergegas menemui kepala tentara di kamp tersebut untuk minta penjelasan. Tapi sampai berita ditulis oleh staf RNA, tetua tersebut tak diketahui keberadaannya lagi.
Mengetahui ada yang tidak beres, satu rombongan Muslim Rohingya mendatangi markas tentara. Mereka menemukan jenazah tetua itu di sana.
Mereka meminta jenazahnya agar dapat dikubur secara layak. Tentara menolak, dan perang mulut kembali terjadi. Tentara menembaki Muslim Rohingya, dua orang tewas seketika.
"Tentara kemudian membakar kamp tersebut dan tiga jenazah Muslim Rohingya,"demikian RNA.
Sampai dengan Sabtu, situasi tegang juga terjadi kamp pengungsi Bawdupha. Tentara menangkap enam pria dan dua perempuan Rohingya. Mereka juga menembaki warga Rohingya yang sedang berkerumun. Sekitar 10 orang rubuh diterjang timah panas.