Ahad 11 Aug 2013 08:50 WIB

Ribuan Petani Filipina Mengungsi di Bawah Desingan Peluru

Pengungsi Filipina berbaris menerima jatah makanan di daerah yang berkecamuk perang di pinggiran Pikit, Cotabato Utara, Filipina.
Foto: EPA/Gil Nartea
Pengungsi Filipina berbaris menerima jatah makanan di daerah yang berkecamuk perang di pinggiran Pikit, Cotabato Utara, Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, PIKIT -- Sekitar 2.000 petani meninggalkan rumah-rumah mereka di Filipina selatan setelah pertempuran baru antara pasukan pemerintah dan satu kelompok gerilyawan Muslim. Demikian kata para pejabat pada Sabtu.

Para keluarga membawa koper-koper dan tas berisi pakaian dan peralatan masak sambil menyeret kerbau dan ternak mereka memasuki desa Nalapaan di pulau Mindanao pada Sabtu. Mereka mengungsi di tengah-tengah suara tembakan mortir dapat terdengar dari jauh.

"Kami dapat mendengar suara pertempuran dari sini," kata Tibungko Abdul, kepala desa Nalapaan.

"Sampai sekarang kami merasa bahwa kami aman di sini (Desa Nelapaan),'' kata Tibungko. ''Tetapi jika situasi memburuk, kami mungkin harus pergi ke pusat kota Pikit."

Pikit merupakan kota terdekat ke Nalapaan dan ke desa-desa di mana para pengungsi datang.

''Para warga desa melarikan diri Jumat malam akibat pertempuran baru antara pasukan pemerintah dan Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BIFF),'' kata Gubernur Provinsi Pikit, Emmylou Mendoza, kepada AFP.

"Kami memiliki sekitar 2000 orang yang mencari tempat penampungan di satu gedung sekolah," kata Mendoza.

sumber : Antara/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement