REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Imam besar Al-Azhar, institusi Islam terbesar di Mesir, mengundang pihak yang berkonflik untuk membicarakan rekonsiliasi. Sheikh Ahmed al-Tayyib berharap pertemuan dapat menyelesaikan krisis politik di Mesir.
Selama tiga hari terakhir, jumlah demonstran pendukung Presiden Terguling Muhammad Mursi naik dua kali lipat di dua kamp protes. Pemerintah sementara yang didukung militer mengatakan polisi akan mengusir mereka.
Pada Sabtu (10/8), para pejabat dari Al-Azhar mengatakan mereka telah meminta tokoh politik Mesir untuk bergabung dalam pertemuan rekonsiliasi nasional. Mereka mengatakan anggota Partai Kebebasan dan Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin termasuk mereka yang didekati.
Al-Azhar, lembaga yang sangat dihormati memiliki beberapa keberhasilan dalam mempersatukan kekuatan politik sejak pemberontakan yang menggulingkan Presiden Husni Mubarak pada 2011.
Dalam laporan BBC, pertemuan rekonsiliasi ini lebih sulit dilakukan. Hal ini karena imam besar secara terbuka mendukung intervensi militer untuk penggulingan Mursi.