Senin 12 Aug 2013 20:50 WIB

Ekspor Sapi Gemuk ke Indonesia Ringankan Peternak Australia

Red:
Sapi dari Australia
Sapi dari Australia

CANBERRA -- Para peternak sapi di Australia utara (Northern Territory, NT) menyambut gembira adanya kesempatan untuk menjual sapi ukuran besar ke Indonesia. Selama ini para peternak kesulitan menjual sapi-sapi gemuk yang mereka pelihara.

Indonesia meminta tambahan 25-ribu ekor sapi siap potong untuk membantu menekan harga sapi lokal. Permintaan Indonesia ini tidak lagi mempersoalkan ukuran berat sapi-sapi asal Australia.

Sebelumnya di tahun 2010 pemerintah Indonesia memberlakukan batas ketentuan berat 350 kilogram bagi sapi yang akan masuk ke Indonesia.

Tom Stockwell dari Peternakan Sunday Creek di NT mengatakan, peternakannya penuh dengan sapi-sapi yang beratnya sekitar 550 kilogram, dan menyatakan menyambut baik adanya kelonggaran dari pihak Indonesia.

"Kami mengalami kesulitan menjual sapi selama dua tahun terahir. Jumlah sapi kian meningkat di tempat-tempat penjualan," katanya.

"Ditambah lagi, di musim hujan tahun ini, walau pun tidak sampai merugi, saya kira penjualan kami menurun sampai 30 persen. Lega kiranya untuk melepas sejumlah ternak," tutur Tom Stockwell.

Tom tidak bersedia menjawab dengan pasti berapa perolehan uang dari hasil penjualan sapi-sapi tersebut, tetapi dikatakannya, ia mendapat harga terbaik untuk jenis ternak ini sejak tahun 2009.

"Kami mendapat harga yang jauh lebih baik untuk sapi-sapi ukjuran berat sejak 2009," katanya.

Harga sapi yang dijual ke Indonesia mengalami kenaikan. Untuk sapi yang berat badannya lebih ringan yang diekspor dari Darwin ke Indonesia, tercatat harganya pekan lalu 1,65 dolar Aus per kilogram (sekitar 16 rupiah/kg).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement