REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro menyampaikan bisnis alat kontrasepsi (kondom) menguntungkan karena sudah memiliki pangsa pasar tersendiri. "Bisnis kondom menguntungkan. Penjualan kondom tidak terpengaruh inflasi, karena ini kebutuhan optimal, ada pangsa pasarnya," kata Ismed kepada wartawan saat menghadiri halal bihalal BUMN di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (12/8).
Pernyataan Ismed terkait bisnis alat kontrasepsi merk 'Meong' dan 'Artika' yang dijual oleh anak perusahaan PT RNI yakni PT Mitra Rajawali Banjaran. Dia mengatakan selain tidak terpengaruh inflasi, penjualan alat kontrasepsi tetap stabil saat bulan Ramadhan. "Ramadhan penjualan stabil, tidak turun. Artinya bulan puasa tidak berpengaruh terhadap kebutuhan kondom," kata dia.
Dia mengharapkan penjualan alat kontrasepsi merk 'Meong' dan 'Artika' dapat meningkat minimal sebesar lima persen secara nasional pascalebaran. "Biasanya penjualannya meningkat saat musim pancaroba, di mana tingkat kedinginan luar biasa, karena itu kondom sebagai penghangat, alat penting yang dibutuhkan masyarakat karena mempengaruhi kesehatan penggunanya," kata dia.
Lebih jauh dia mengatakan, pihaknya melalui anak usaha PT Mitra Rajawali Banjaran, akan terus melakukan inovasi desain dan kemasan alat kontrasepsi untuk baik untuk penjualan lokal maupun ekspor ke wilayah Timur Tengah dan Afrika. "Ekspor ke Timur Tengah dan Afrika 50 ribu gross per tahun, sedangkan lokal 20 ribu gross per tahun. Ukuran kondom yang diekspor ke Timur Tengah dan Afrika tentu lebih besar dari lokal," kata dia.