Senin 12 Aug 2013 17:21 WIB

Masjid di Sri Lanka Ditutup Setelah Diserang

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
Muslim Sri Lanka
Foto: onislam
Muslim Sri Lanka

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Ulama Muslim Sri Lanka menutup masjid baru di Kolombo pada Senin (12/8) setelah diserang warga Buddha setempat. Serangan itu meningkatkan tegangan hubungan agama dan menarik keprihatinan pemerintah Amerika Serikat (AS).

Dewan Muslim Sri Lanka sepakat menutup masjid Grandpass dan memindahkan ke tempat lama. "Pemerintah akan memberikan lebih banyak tanah dan membantu renovasi serta perbaikan. Mulai hari ini, kami keluar dari masjid baru," ujar Presiden Dewan, NM Ameen, dilansir Arabnews, Senin.

Serangan warga buddha merusak masjid baru. Mereka melempari batu pada Sabtu pekan lalu dan melukai sedikitnya empat orang. Bentrokan sporadis juga meletus pada Ahad kemarin meskipun polisi hadir di lingkungan tersebut.

Umat Buddha lokal keberatan dengan pembangunan masjid baru di dekat sebuah kuil Buddha. Meskipun, masjid baru tersebut dibangun untuk menggantikan masjid tua yang dibongkar sesuai dengan tata ruang kota.

Jam malam yang diberlakukan di kota juga dicabut pada Senin. Situasi sudah kembali tenang dan tidak ada insiden baru hingga Ahad malam. Sementara itu, kedutaan AS di Kolombo menyatakan kehawatirannya atas kekerasan dan mendesak pihak berwenang mengadili mereka yang bertanggung jawab.

Mereka juga mendesak Kolombo memastikan kebebasan beragama. Sekitar 70 persen dari 20 juta jiwa populasi Sri lanka beragama Buddha. Sementara Muslim merupakan kelompok agama terbesar kedua yang hanya di bawah 10 persen dari populasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement