REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Yesmil Anwar menilai ada kejanggalan dalam pengakuan yang disampaikan orang yang mengaku membunuh branch manager PT Venera Multi Finance, Fransisca Yovie, Senin (5/8) pekan lalu.
Salah satu pengakuan yang menurutnya janggal adalah soal niat pelaku yang menyebut awalnya hendak menjambret Sisca. "Nah katanya mau ngejambret, tapi kenapa bawa golok, lalu kan itu ada jejak motor tidak bisa bergerak, maka motornya tidak bisa bergerak," kata Yesmil ketika dihubungi melalui telepon, Senin (12/8).
Yesmil mengaku yakin dengan kemampuan profesional kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuhan sadis tersebut. Meski begitu ia berharap dalam pendalaman kasus ini Polisi tidak hanya terpaku pada pengakuan dari kedua pelaku karena pengakuan itu hanya salah satu dari alat bukti. Ia juga berharap olah TKP menjadi dasar untuk membuktikan kalau kasus ini dilatarbelakangi motif perampokan.
"Tapi kalau memang olah tempat kejadian perkara (TKP)-nya belum dilakukan secara maksimal tentu kita sulit untuk mengatakan bahwa ini hanya perampokan atau tidak. Karena olah TKP itu adalah petunjuknya," katanya.
Yesmi juga menilai, ada juga kemungkinan untuk saat ini polisi ingin mereduksi pengakuan sementara kedua pelaku supaya ke depannya bisa menangkap "aktor intelektualnya".
"Mungkin saja, polisi ingin mereduksi ini dulu supaya nanti orang yang sebetulnya diincar polisi lengah. Jadi, itu teknik dari polisi agar membuat orang yang sebetulnya dituju atau aktor intelektualnya lengah," katanya.