Selasa 13 Aug 2013 06:22 WIB

Islamfobia, Riwayatmu Kini

Red: Heri Ruslan
Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Subarkah/Wartawan Senior Republika

Bila merunut sejarah dan kenyataan hari ini, maka fobia Islam ternyata bukan muncul tanpa rekayasa. Fobia terjadi karena adanya perebutan akses terhadap kekuasaan dan sumber ekonomi.

''Waspadalah terhadap kaum sarungan!'' Jargon itu dilontarkan oleh elite Partai Nasional Indonesia, Hadi Subeno, pada dekade awal 1960-an. Saat itu suhu politik memanas. Aktivis politik Islam keras menentang sikap Soekarno menjadi presiden seumur hidup dan menggenggam wacana demokrasi Indonesia hanya mutlak di tangannya. Istilah ini dipakai untuk “menyerang” posisi kaum santri (kaum Muslimin) yang kritis kepada kekuasaan.

Suasana semakin hiruk pikuk ketika saat itu kemudian muncul pidato dari Ketua Partai Komunis Indonesia DN Aidit. Dia mengolok-olok sekaligus mengompori para kadernya untuk bertindak frontal agar segera bisa membubarkan kekuatan masa intelektual Islam, yakni Himpunan Mahasiswa Islam. Dalam pidatonya di Stadion Senayan, pada tahun 1964, Aidit menyerukan kepada masa partainya: “Kalau kalian tidak bisa membubarkan HMI maka segera saja pakai sarung!”