Selasa 13 Aug 2013 07:09 WIB

Calon Menantu Raja Kraton Yogya Diwisuda Jadi Abdi Dalem

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Keraton Yogyakarta
Foto: Yogyayes
Keraton Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Calon menantu Raja Kraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X , Angger Wibowo, sebelum dinikahkan, diwisuda dulu menjadi abdi dalem dan menyandang gelar nama baru KPH Notonegoro, di Bangsal Kasatriyan, Kraton Yogyakarta, Senin (12/8).

Putri keempat Sultan HB X, GRAj. Nurabra Juwita maupun calon suaminya diwisuda KGPH Hadiwinoto atas nama Sultan Hamengku Buwono X. Sementara itu GRAj. Nurabra Juwita diwisuda menjadi GKR Hayu.

Menurut Penghageng Tepas Dwirapura KRT Jatiningrat, kedua nama dan gelar baru bagi kedua calon mempelai Kraton tersebut masing-masing nama mempunyai sejarah panjang dan penuh arti dan diseusaikan dengan kondisi riil yang ada sekarang ini. Hayu artinya ayu, becik (red. baik).

Nurabra sendiri mengaku sebelum memutuskan namanya diganti menjadi GKR Hayu, sebelumnya ada sekitar 3-4 nama yang akan diajukan Sultan HB X kepadanya. Tetapi akhirnya dia memilih nama GKR Hayu.

Nama Natanegoro diberikan kepada Angger Wibowo dengan sejarah ketika patih Danurejo terakhir berhenti, peran eksekutif diambil Sri Sultan HB IX menjadi Kepala Daerah dan Paku Alam sebagai Wakil Kepala Daerah.

Beliau membentuk Tim Radyopati yang berisikan tiga orang sebagai sekretaris dan Asisten Kepala Daerah. Notonegoro itu adalah salah satunya dan beliau adalah salah satu Guru Besar UGM, dan Notonegoro ini adalah menantu dari Patih Danurejo ke VIII.

Sementara untuk GKR Hayu untuk GRAj. Nurabra Juwita nama tersebut juga disandang putri dari HB VI dengan GKR Hageng, GKR Hayu menikah dengan Paku Alam IV, dan berpisah karena tidak menurunkan Putra, kemudian menikah lagi dengan Bupati RM Adipati Aryo Hadiningrat dengan menurunkan putra menjadi Bupati Jepara RM.

Adipati Arya Sasraningrat yang menikahi Rr Ngatirah dan mempunyai putri RA Kartini. Selain itu nama GKR Hayu juga dipergunakan Puteri HB VII dengan GKR Hemas,d yang menikah dengan KPH Yudonegoro yang akhirnya menjadi Patih Danurejo VII.

Lebih lanjut KRT Jatiningrat yang biasa dipanggil dengan sebutan Romo Tirun mengatakan setelah prosesi wisuda, akan ada prosesi nyantri pada 20-21 Oktober dilanjutkan prosesi siraman.

Selanjutnya pada 22 Oktober acara ijab khobul/ Akad Nikah di Masjid Panepen Kraton Yogyakarta dilanjutkan dengan panggih pukul 10.00 WIB.

Kemudian sore harinya dilaksanakan kirab dari Kraton ke Bangsal Kepatihan Yogyakarta dan malam harinya pukul 19.00 dilangsungkan resepsi pengantin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement