REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Pemimpin Muslim, di Kota Lyon, Prancis, menyatakan, Senin (12/8) mereka takut dengan peningkatan serangan terhadap masjid-masjid. Pekan lalu seorang tentara ditahan atas kecurigaan merencanakan penembakan dalam Hari raya Idul Fitri.
Insiden Anti-Muslim meningkat konstan dalam beberapa tahun di Prancis, negara dengan minoritas Muslim terbesar di Eropa. Komite Melawan Islamofobia di Prancis (CCIF) menuduing retorika anti-Muslim oleh politisi sayap kanan sebagai penyebabnya.
Aktisis ultra-kanan berdalih kekerasan semacam itu justru akibat kebijakan pemerintah yang menekan 'gerakan nasionalis' yang memberikan ketidakpuasan terhadap kelompok tersebut.
Imam Masjid Agung Lyon, Kamel Kabtane, menyeru Muslim setempat untuk berkumpul menunjukkan solidaritas terhadap masjid kawasan sub urban Minguettes, tempat di mana polisi menahan si tentara pada Sabtu lalu yang berencana menembaki Muslim saat liburan Idul Fitri.