REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Otoritas Mesir menunda pembubaran dua kamp pendukung presiden terguling Muhammad Mursi untuk menghindari pertumpahan darah.
Keputusan untuk tidak membubarkan pendemo pada Senin (12/8) karena ada bocoran di media terkait kemungkinan adanya intervensi pasukan keamanan dan kelompok yang lebih besar di kamp pendemo.
Dalam laporan Al-Jazeera, sumber keamanan mengatakan jumlah pengunjuk rasa membengkak sehingga angkatan bersenjata memutuskan untuk tidak bergerak ke arah kamp pendemo. Selain itu, ada tekanan internasional untuk tidak membubarkan demonstrasi.
Sementara itu, Perdana Menteri Mesir Hazem el-Beblawi, Menteri Dalam Negeri Muhammad Ibrahim, dan Menteri Keamanan Abdel Fattah al-Sisi bertemu dengan presiden sementara Adly Mansour.
Pertemuan itu kemungkinan membahas tiga isu utama yakni pembubaran kamp pendukung Mursi, krisis di semenanjung Sinai, dan penggantian 17 gubernur.