REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penemuan mutakhir terkait rekayasa daging memicu perdebatan di kalangan komunitas Yahudi dan Muslim Amerika Serikat. Perdebatan itu menyangkut masalah status halal daging hasil rekayasa tersebut.
Pasalnya, hasil rekayasa itu tidak diketahui apakah elemen pembuatannya berasal dari sapi, babi atau lainnya. Ini yang membuat temuan tersebut dirasa kedua komunitas tidak meyakinkan dan mempertimbangkan kepercayaaan kedua agama.
"Apakah laboratorium menciptakan burger halal," kata Rabbi Yahudi, Chabad Lubavitch, seperti dilansir alarabiya.net, Selasa (13/8).
Komunitas Yahudi meyakini temuan itu akan menjadi halal apabila berasal dari daging yang disembelih secara halal. Jika berasal dari daging halal, maka otomatis bisa dikonsumsi. "Karena itu, kami akan terus pelajari temuan ini secara berhati-hati," kata dia.
Komuniras Muslim tetap mengacu pada ajaran Islam yang memerlukan ritual penyembelihan hewan. Dari kajian sementara, daging hasil rekayasa ini tidak akan dianggap berasal dari hewan.
Namun, umat Islam menggarisbawahi selama elemen pembuatnya bukan berasal dari babi, anjing atau binatang lain yang dilarang untuk dikonsumsi, maka itu bisa jadi alternatif.