REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS -- Penyelundupan sperma tahanan Palestina dan Arab yang masih di penjara-penjara Israel untuk melestarikan keturunan mujahid akhirnya membuahkan hasil dengan lahirnya bayi ketiga dari hasil inseminasi buatan.
Lalu, bagaimana sperma-sperma tahanan Palestina itu bisa diselundupkan dari penjara Israel dengan tingkat pemeriksaan ketat?
Seperti dilaporkan situs MINA, salah satu sumber menyebutkan cara menyembunyikan sperma tahanan Palestina melalui botol yang diselipkan di dalam kain seorang pengunjung penjara.
Agar tetap awet, sampel itu segera diantarkan ke klinik terdekat untuk dimasukkan ke lemari pendingin. Dilanjutkan dengan distribusi menuju klinik inseminasi yang ditempuh sekitar empat jam.
Sperma yang dijadikan sampel tidak boleh lebih dari 4 jam. Karena, sperma akan banyak terkontaminasi oleh virus dan akan beresiko calon janin terinfeksi berbagai macam penyakit.
Dr. Jennifer Kulp Makarov dari Maimonides Medical Center, New York, mengungkapkan pembuahan dengan sperma yang diawetkan mungkin saja terjadi. Pasalnya, di setiap sampel diperkirakan ada sekitar 40 juta sperma. Sedangkan, proses inseminasi hanya membutuhkan beberapa sperma sehat.
Pusat Dukungan dan Hak Asasi Manusia (HAM) khusus Tahanan Palestina, Addameer, melaporkan hingga catatan Juli 2013 tercatat sekitar 5071 warga Palestina masih berada di dalam penjara-penjara Israel tanpa tuduhan dan dakwaan yang jelas. Termasuk dalam tahanan itu ada sembilan anggota parlemen aktif yang merupakan tahanan administratif.
Pada Februari 2013, puluhan sperma tahanan Palestina diselundupkan untuk membuahi para istrinya. Sumber medis Palestina melaporkan saat ini 16 wanita yang berhasil hamil melalui inseminasi buatan oleh sperma suami mereka yang berhasil diselundupkan dari penjara-penjara Israel.
(Baca: Telah Lahir Bayi Palestina dari Sperma Yang Diselundupkan)