REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Tentara pemberontak berpakaian militer menembak mati 44 orang yang sedang shalat di sebuah Masjid di Nigeria. Sedangkan 12 warga sipil lainnya tewas dalam serangan di hari yang sama, Ahad (11/8).
Penyerangan tersebut diduga dilakukan kelompok ekstremis Boko Haram. Belum jelas mengapa kelompok ini membunuh Muslim yang sedang beribadah. Namun, sebelumnya Boko Haram pernah menyerang Masjid yang imamnya menolak ekstremisme. Kelompok ini juga pernah menyerang orang Kristen, guru, anak sekolah, orang pemerintahan dan militer.
Sejak 2010, kelompok ini telah membunuh lebih dari 1.700 orang. Berita mengenai pembantaian di negara bagian Borno itu diketahui setelah wartawan menerima sebuah video yang menampilkan pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau. Di video tersebut, ia berbicara soal penyerangan itu, mengancam dan mengklaim kelompok sangat kuat sekarang dan mampu menghancurkan AS.
Anggota militer sipil Usman Musa mengatakan empat korban adalah anggotanya dari Pasukan Gabungan Sipil. Musa mengatakan para penyerang mengenakan seragam kamuflase militer milik tentara Nigeria.
Peristiwa yang menewaskan 12 warga sipil lain terjadi di Desa Ngom, lima kilometer di luar Maiduguri. Sebanyak 26 orang di Masjid menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka tembak.
Nigeria berada dalam kondisi darurat sejak 14 Mei untuk memerangi Boko Haram. Oleh militer, akses telepon seluler dan Internet telah diputus. Militer mengatakan ekstremis menggunakan telepon genggam untuk mengoordinasikan serangan. Beberapa pejabat negara mengatakan terputusnya akses tersebut membuat warga sipil tidak bisa meminta bantuan saat diserang.