REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jumlah korban jiwa akibat ledakan gas pekan lalu di satu gedung apartemen di Rosario, Argentina, naik jadi 21, setelah petugas pertolongan menemukan mayat dua orang terakhir yang hilang, demikian laporan media setempat, Selasa (13/8).
Ledakan pada 6 Agustus merusak sebagian besar gedung berlantai-10 di pusat kota Rosario, sekitar 300 kilometer di sebelah barat-laut Ibu Kota Argentina, Buenos Aires, dan mengubur banyak warga di bawah reruntuhan.
Kedua korban tersebut diidentifikasi sebagai Luisiana Contribunale (33) --dokter gigi, dan Santiago Larguia (25) --seorang mahasiswa, keduanya tinggal di lantai delapan bangunan yang ambruk. Mayat mereka ditemukan di satu lift, dalam keadaan berpelukan.
Pemerintah secara resmi menghentikan pencarian penyintas setelah ditemukannya kedua orang tersebut, dan tetangga memuji serta mengelu-elukan tim pertolongan, serta mengucapkan terima kasih kepada mereka atas upaya mereka selama satu pekan, kata Xinhua, Rabu pagi.
Antonio Bonfatti, Gubernur Provinsi Santa Fe, tempat Rosario berada, pada Selasa mengumumkan penghuni gedung yang ambruk "akan menerima subsidi sebesar 50.000 peso Argentina (9.025 dolar AS) untuk membeli furnitur dan 20.000 peso (3.610 dolar) untuk menyewa rumah".
Ledakan itu, yang terjadi pada pagi hari, menghancurkan sebagian besar bagian depan bangunan dan merusak beberapa bangunan di dekatnya.
Menurut laporan awal, dua pekerja gas sedang melakukan perbaikan di gedung tersebut cuma beberapa menit sebelum ledakan terjadi, dan para pejabat telah menangkap kedua orang itu, sambil menunggu penyelidikan penuh.