REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki tidak tinggal diam melihat bentrokan berdarah antara Militer Mesir dan pendukung Presiden Mesir Muhammad Mursi. Kabinet Presiden Turki, Abdullah Gul gencar melakukan konsolidasi memperbaharui informasi di Negeri Piramida tersebut.
Kantor berita resmi di Ankara, Anadolu Agency menuliskan, Perdana Menteri Turki, Reccep Tayyip Erdogan tidak pernah berhenti melayangkan kutukan keras atas tindakan militer terhadap pendukung Presiden Muhammad Mursi. "Kami tidak pernah berhenti mengutuk tindakan militer (di Mesir)," kata Erdogan, dalam AA Breaking News, Rabu (14/8).
Erdogan menambahkan, kabar tewas para pendukung Presiden Mursi memang masih simpang siur. Menteri Luar Negeri Ahmet Devatoglu diminta untuk segera mengetahui jumlah resmi kematian.
Namun yang pasti, kata Pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP) itu, militer adalah penjahat utama dalam pelaku pembantaian rakyat tak bersenjata. "Ini adalah tentang kejahatan serius. Militer dan keamanan menembaki rakyatnya sendiri dengan peluru tajam. Mereka (militer) harus bertanggung jawab atas semua ini," katanya.
Menlu Devatoglu dikatakan sedang melakukan pembicaraan intensif dengan Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Mohamed al-Bethagi via sambungan telepon. Anadolu Agency melansir, pembicaraan keduanya menyebut angka kematian mencapai 163 orang sejak Rabu (14/8) pagi. Sedangkan tidak kurang dari tujuh ribu pendukung Presiden Mursi terkapar membutuhkan perawatan serius.n bambang noroyono.