Rabu 14 Aug 2013 20:15 WIB

Kapal Selam India Meledak, 18 Pelaut Tewas

Pelaut Israel di atas satu koleksi kapal selam kelas Dolphin dari Jerman, di Pelabuhan Haifa.
Foto: Reuters
Pelaut Israel di atas satu koleksi kapal selam kelas Dolphin dari Jerman, di Pelabuhan Haifa.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dalam satu bencana terburuk yang dialami Angkatan Laut, India kehilangan satu kapal selam dan 18 personelnya yang berada di kapal buata Rusia itu, saat kapal selam tersebut dilahap api akibat beberapa ledakan dan tenggelam, Rabu pagi.

Menteri Pertahanan India A.K. Antony, yang berada di Mumbai bersama dengan Kepala Staf Angkatan Laut India Laksamana D.K. Joshi, telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga 18 personel yang tewas di kapal INS Sindhurakshak.

"Saya menyampaikan semua bantuan kemanusiaan yang mungkin kepada anggota keluarga para pelaut tersebut," katanya.

Beberapa sumber pertahanan mengatakan ledakan terjadi tak lama setelah tengah malam di kapal selam INS Sindhurakshak, yang baru diubah, milik Angkatan Laut India. Kapal selam itu sedang merapat di galangan Angkatan Laut berkeamanan tinggi di Mumbai.

"Meskipun kebakaran, yang dipicu oleh ledakan, dapat dipadamkan pada pukul 03.00 waktu setempat, kapal tersebut rusak dilahap api dan tenggelam. INS Sindhuratna, kapal selam lain yang berada di dekatnya, juga rusak akibat ledakan," kata mereka sebagaimana dilaporkan Xinhua, Rabu malam.

Semua 18 pelaut itu terjebak di dalam kapal laut dan terbakar hingga tewas. Mereka tak mempunyai waktu untuk bereaksi terhadap malapetaka tersebut sementara tiga personel lagi yang berada di bagian luar berhasil melompat ke luar kapal, kata sumber itu. Mereka menambahkan ketiga pelaut tersebut telah dibawa ke rumah sakit mengapung Angkatan Laut karena menderita luka ringan.

Stasiun televisi lokal menayangkan gambar kapal selam itu sedang terbakar bahkan saat separuh langit Mumbai ditutupi asap tebal yang berasal dari kapal dengan bobot 2.300 ton itu dan bertenaga gabungan generator diesel serta baterei listrik.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement