REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Dalam Negeri Pemerintahan bentukan Militer Mesir, Muhammad Ibrahim menegaskan, pasukan keamanan Mesir telah mengambilalih kamp demonstran di Kairo usai pengusiran berdarah kemarin.
"Rabaa Al Adawiya sudah dibersihkan dan saat ini sedang disisir,"ujarnya seperti dikutip gulfnews saat memberikan keterangan pers, Rabu (14/8) malam di Kairo, waktu setempat. Menurutnya, polisi saat ini masih memburu pimpinan Ikhwanul Muslimin yang mendorong adanya aksi protes di Kairo utara.
Berdasarkan keterangan pemerintah, terdapat 149 orang tewas saat terjadinya bentrok antara pendukung Ikhwanul Muslimin dengan pasukan keamanan di Kairo dan beberapa tempat di Mesir.
Berdasarkan keterangan dari kementerian kesehatan bentukan militer, terdapat 43 polisi tewas saat bentrokan. Akan tetapi, dia tidak mengklarifikasi apakah polisi tersebut termasuk dalam jumlah total warga yang tewas.
"Ketika mereka melihat bahwa kita mengevakuasi aksi duduk di Al Nahda (di Kairo selatan) tanpa korban, mereka (Ikhwanul) bertekad untuk menyebabkan kemungkinan korban terbesar dalam Raba'a untuk ditampilkan ke dunia," Ibrahim mengatakan pada konferensi pers.
"Jadi meskipun pasukan kami dilakukan pengendalian diri, orang-orang bersenjata mereka, diposisikan di atas bangunan sekitar Ra'aba, menembakkan senjata kepada pasukan keamanan."
Dia menuduh pendukung Mursi telah menyerang menggunakan senjata berat ke gedung pemerintah. Menurutnya, pendukung Mursi juga menyerang 21 stasiun polisi di semua tempat.