REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Bonnie Triyana menyerukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil sikap dan mengecam tragedi kemanusiaan di Mesir.
"Presiden sebaiknya segera memberikan pernyataan untuk mengentikan kekerasan di Mesir. Penghentian aksi kekerasan terhadap kemanusiaan itu sifatnya universal tanpa memandang suku, agama dan ras. Jangan hanya bereaksi cepat ketika ada bencana asap di Riau saja," kata Bonnie seusai menghadiri acara diskusi yang diadakan oleh Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (15/8).
Ia menginginkan kepala negara untuk menyerukan penghentian pembantaian terlebih Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Mesir terutama di awal masa kemerdekaan RI. "Mesir memiliki hubungan yang baik dengan kita. Mereka mendukung kemerdekaan dan mengakui kedaulatan Indonesia di masa lalu melalui Liga Arab," kata dia.
Bahkan bagi Bonnie, Mesir telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang spesial. "Harus diingat bahwa kawasan Tahrir Square, Kairo, Mesir, ada jalan yang dinamai Soekarno," tuturnya.
Pemberian nama jalan dengan nama presiden pertama RI itu merupakan bentuk penghargaan Mesir terhadap Soekarno. Sebelumnya, Presiden SBY telah mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa agar bertindak tegas dalam aksi kekerasan militer Mesir terhadap para demonstran.
Presiden menyatakan prihatin dengan apa yang terjadi di Mesir dengan jatuhnya ratusan korban dan belum ada petanda konflik akan berakhir. Menurut presiden, penggunaan senjata dan kekerasan untuk penyelesaian demonstrasi damai bukanlah langkah bijaksana dan tidak dapat diterima.