REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM-- Badan Pengungsi PBB untuk Palestina, Rabu (14/8), mengutuk pembunuhan salah satu pegawainya di Suriah. Institusi itu mengatakan bahwa hingga kini delapan pekerja organisasi itu telah tewas dalam perang saudara yang sudah berlangsung selama dua tahun itu.
"UNRWA mengutuk keras pembunuhan Imad Abdelhafeez, pegawai ke delapan yang tewas dalam konflik Suriah, dan yang kedua dalam waktu kurang dari sebulan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Abdelhafeez menghilang pada 7 Agustus dan mayatnya ditemukan beberapa hari berikutnya dengan "tanda-tanda luka tembak", kata badan PBB itu.
Fakta-fakta seputar kematiannya belum diverifikasi, kata UNRWA, yang menambahkan ada "indikasi jika hal itu melibatkan para penculik".
Abdelhafeez bekerja di Damaskus Tengah.
UNRWA memiliki sembilan kamp yang terdaftar di Suriah untuk para pengungsi Palestina yang melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka ketika Israel didirikan pada tahun 1948.
Pada bulan Juni, antara 12 dan 15 persen dari populasi pengungsi Palestina di Suriah telah melarikan diri dari negara itu, kata Komisaris Jenderal UNRWA Filippo Grandi.
Sekitar 70-80 persen dari sekitar 530 ribu warga Palestina yang terdaftar di Suriah pada waktu itu telah mengungsi.
Beberapa kamp-kamp pengungsi, termasuk Yarmuk di Damaskus, telah menjadi lokasi pertempuran sengit dalam pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad yang dimulai pada bulan Maret 2011.