Kamis 15 Aug 2013 22:33 WIB

Lagi, Napi dalam Lapas Kendalikan Bisnis Narkoba

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Mansyur Faqih
Narapidana (ilustrasi).
Foto: freedomessenger.com
Narapidana (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Peredaran narkoba yang dikendalikan dari dalam lapas Kelas I Kedungpane, Semarang, kembali diendus aparat penegak hukum. Ini berawal dari diungkapnya kasus peredaran narkoba yang diungkap jajaran Polrestabes Semarang, baru- baru ini.

Dalam penungkapan ini, polisi mengamankan lima orang tersangka berikut barang bukti satu paket kecil shabu- shabu seberat 0,6 gram. "Para tersangka mengaku shabu ini melibatkan salah seorang narapidana (napi) narkoba di Lapas Kedungpane, Semarang," jelas Kasat Narkoba Polrestabes Semarang, Kompol Iskandar Z Sitorus, Kamis (15/8).

Ia mengatakan, pengungkapan jaringan peredaran narkoba ini bermula dari diringkusnya dua orang pengedar shabu di dua tempat terpisah. Keduanya, Glen Rizard Tulaseket (26 tahun) warga Lamper Krajan Semarang dan Eko Yulianto (35), warga Sambirejo, Gayamsari, Semarang.

Dari tangan keduanya juga diamankan uang tunai Rp 450 ribu dan satu buah handphone yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan transaksi. Dari hasil pengembangan, polisi akhirnya juga meringkus tiga anggota jaringan lainnya. Masing- masing Dwi K (38), Hanny S (42) serta Dwi P (34).

Terkait dengan pengakuan keterlibatan napi di dalam lapas kelas I Kedungpane, Iskandar mengaku masih terus didalami dan dikembangkan kasusnya. "Kami masih melakukan pemeiksaan intensif, untuk dapat mengungkap jaringan peredaran narkoba ini," lanjutnya.

Salah seorang tersangka, Dwi K mengaku, ia baru beberapa bulan berbisnis narkoba dengan salah seorang napi di Lapas Kedungpane. Modus yang digunakan dalam menjual barang haram ini biasa menerima order dari pemakai melalui komunikasi ponsel.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement