Jumat 16 Aug 2013 08:37 WIB

Negara-Negara Islam Harus Bersatu Atasi Krisis Mesir

Pasukan militer Mesir melemparkan gas air mata ke arah pendukung Presiden Mursi di Kairo, Rabu (14/8).
Foto: AP
Pasukan militer Mesir melemparkan gas air mata ke arah pendukung Presiden Mursi di Kairo, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran Indonesia dalam mengatasi krisis di Mesir sangat strategis. Karenanya, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, meminta Pemerintah Indonesia segera memprakarsai upaya-upaya nyata dalam mengatasi krisis di Mesir, menyusul tragedi berdarah yang mewaskan 525 raykat sipil, Rabu (14/8) kemarin.

"Negara-negara Islam harus segera bersatu dalam melihat krisis Mesir. Apa pun kepentingan negara-negara Islam atas Mesir harus dikesampingkan. Keselamatan warga sipil Mesir harus diutamakan. Pada titik inilah, peran Indonesia menjadi strategis, karena Indonesia diyakini masih lebih didengar dibandingkan negara-negara Islam lainnya," kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay melalui pesan elektronik, Jumat (16/8).

Ungkapan kecaman dan penyesalan yang sudah disampaikan terbukti tidak efektif dalam menghentikan kekerasan. Karenanya, Saleh berpendapat perlu langkah-langkah diplomasi internasional, terutama mendesak agar OKI segera melakukan pertemuan khusus terkait upaya penyelesaian krisis Mesir.

"Pemerintah Indonesia bisa mengirimkan beberapa tokoh yang diharapkan dapat meretas pintu damai di Mesir. Tokoh-tokoh itu juga sekaligus diminta untuk dapat berbicara dengan tokoh-tokoh negara Islam, khususnya yang tergabung di dalam OKI. Walau dipandang sulit, namun langkah tersebut perlu dicoba," kata Saleh.

Saleh mengatakan, krisis kemanusiaan yang semakin parah yang terjadi di Mesir, sudah semestinya segera dihentikan. Tragedi itu sudah bisa dijadikan sebagai alasan kuat bagi dunia Internasional untuk ikut campur, karena kebiadaban militer dalam menghadapi demonstran sudah melampaui batas dan cenderung merendahkan dan mengabaikan hak-hak asasi manusia.

Militer Mesir, kata dia, terbukti tidak mendengar imbauan lembaga-lembaga internasional dan tokoh-tokoh dunia yang menyerukan untuk menghentikan kekerasan. Mereka tidak mengedepankan cara-cara damai dan persuasif dalam menyikapi krisis politik yang ada.

Demi menyelamatkan nyawa warga sipil yang semakin terancam, dunia internasional dituntut untuk segera melakukan intervensi. Dunia internasional harus bertindak untuk menghindari jatuhnya korban-korban lain yang tidak berdosa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement