REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tak cukup membantai ratusan demonstran Ikhwanul Muslimin, Polisi Mesir dilaporkan memaksa mengambil alih sebuah masjid di Kairo yang berisi puluhan jenazah demonstran IM yang syahid saat bentrokan pada Rabu (14/8).
Aktivis Islam yang berada di dalam masjid mengatakan, Polisi Mesir menembakkan gas air mata ke dalam masjid. "Mereka mengepung masjid dan menembakkan gas air mata di luarnya. Mereka sekarang memasuki (masjid) dan kami pergi," kata Ibrahim, seorang petugas medis lapangan yang berada di dalam masjid, seperti disadur dari AFP.
Ibrahim mengatakan, lebih dari 200 ratus mayat menurut kelompok Islamis masih berada di dalam masjid akibat aksi penumpasan polisi dan militer, Rabu telah dibawa keluar pada pagi hari itu. "Masih ada 43 mayat lagi tetapi kami tidak dapat mengidentifikasi mereka," katanya.
Siaran langsung yang ditayangkan di stasiun televisi swasta Mesir CBC menunjukkan, polisi berada di dalam masjid.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Mesir mengatakan, sedikitnya 525 orang tewas dan 3.717 orang lainnya cedera di seluruh Mesir, dalam bentrokan antara pendukung presiden terguling Mohamed Moursi dan pasukan keamanan.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan, mengatakan, pada Rabu kemarin, pasukan keamanan membubarkan dua aksi duduk utama pro-Moursi di Kairo dan Giza. "Korban jiwa di Bundara Rabia Al-Adawiyah di Kota Nasr, Kairo, mencapai 202 orang, 29 tewas di Helwan dan 207 tewas di gubernuran lain di seluruh negeri ini," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Fatahallah sebagaimana dikutip kantor berita resmi Mesir, MENA.
Kementerian Kesehatan sebelumnya menyatakan 43 polisi tewas dalam bentrokan pada Rabu. Namun masih sulit untuk mengetahui jumlah pasti korban jiwa dan cedera, akibat keterangan yang berbeda dari berbagai sumber serta bentrokan yang terus terjadi di Negeri Piramida itu.
Satu sumber medis, Kamis (15/8), memberitahu Xinhua tak kurang dari 550 orang mungkin telah tewas dalam berbagai bentrokan. "Ada 300 mayat di Masjid Iman, 14 lagi di Kamar Mayat Zinhom, tiga mayat tak dikenal di Rumah Sakit Heliopolis, empat di Rumah Sakit One-Day Surgery, 43 mayat di Rumah Sakit Medical Insurance dan 190 mayat di Rumah Sakit Nasser Institute, semuanya di Kairo," kata Samar Suweilam, ahli bedah di Qasr AL-Aini, rumah sakit umum terbesar di Kairo, kepada Xinhua di Masjid Iman.
Di Masjid itu, puluhan mayat yang ditutupi kain berjajar menunggu dimakamkan. Sementara itu Ikhwanul Muslimin, menyatakan tak kurang dari 2.000 pemrotes pro-Moursi tewas dalam pembubaran pasukan keamanan. Sementara pengikutnya telah mulai berkumpul di tempat lain di kota tersebut dan menghalangi jalan.
Pasukan keamanan Mesir pada Rabu saat fajar memulai operasi pengosongan di Bundaran Rabia Al-Adawiyah di Giza. Pemrotes pro-Mursi telah duduk di sana selama 45 hari.