REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemimpin Saudi Raja Abdullah meminta bangsa Arab untuk bersama melawan upaya mendestabilisasi Mesir. Raja Saudi tersebut pun mendukung kepemimpinan militer dan upaya militer yang membantai pendukung Presiden Mesir terguling Muhammad Mursi.
"Kerajaan Saudi Arabia, rakyat dan pemerintahnya berdiri hari ini dengan saudara dari Mesir untuk melawan aksi terorisme,"katanya dalam pernyataan resmi di stasiun televisi pada Jumat (16/8) waktu setempat, seperti dikutip Aljazeera.
Raja Saudi mengimbau agar rakyat Mesir dan negara-negara Muslim untuk berdiri satu hati dalam menghadapi gerakan untuk mendestabilisasi negara yang terbesar di Arab dan memiliki sejarah yang panjang. Dia pun menyatakan, optimistis kalau Mesir akan segera pulih.
Arab Saudi dikenal dekat dengan mantan presiden Husni Mubarak sementara memiliki hubungan buruk dengan Ikhwanul Muslimin. Dia pun meminjamkan uang 5 miliar dolar untuk membantu Mesir usai Muhammad Mursi didongkel dari jabatannya sebagai presiden pada bulan lalu.
"Arab Saudi berdiri dengan saudara di Mesir untuk melawan terorisme, penyimpangan dan penghasutan. Terhadap orang-orang yang mencoba ikut campur terhadap urusan internal Mesir dan hak yang sah dalam menghalangi mereka untuk merusak rakyatnya,"ujarnya.
Tidak hanya Saudi, tiga negara teluk juga mendukung pembantaian oleh militer Mesir yang hari ini masih berlangsung. Negara seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain telah menyuarakan dukungannya untuk pembantaian terhadap pendukung Mursi dan mengatakan, itu adalah tugas negara untuk menstabilisasi.
Bersama Kuwait, mereka menyambut kudeta yang dilakukan militer terhadap Mursi. Presiden yang terpilih secara demokratis pertama kali sejak kejatuhan rezim Mubarak.