Ahad 18 Aug 2013 13:01 WIB

Kashmir Kembali Memanas, India dan Pakistan Saling Tuduh

Pasukan Pakistan siaga di perbatasan
Foto: VOA
Pasukan Pakistan siaga di perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD — Pihak berwenang di Pakistan dan India saling tuduh memulai bentrokan baru di wilayah Kashmir yang disengketakan  yang melanggar pernyataan gencatan senjata bersama yang pada umumnya telah berlangsung selama 10 tahun.

Tembak-menembak mulai terjadi dua pekan lalu ketika India menuduh sekelompok militan Islamis bersenjata berat dan tentara Pakistan melanggar garis kekuasaan militer di daerah terpencil  Poonch, Kashmir dan menewaskan lima tentara India.

Pakistan membantah tuduhan itu dan balik menuduh India menewaskan dua  penduduk sipil dan melukai delapan lainnya, dalam apa yang disebutnya sebagai  penembakan meriam yang “tidak beralasan” di perbatasan yang disengketakan itu. Militer Pakistan mengatakan penembakan itu juga melukai empat tentaranya.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif pekan ini mendesak India agar bertindak  untuk “meredakan  ketegangan dan  menenangkan  keadaan”  di Kashmir dan memberikan kesempatan supaya diplomasi bisa berjalan untuk menyelesaikan  sengketa.

Pada Kamis, Perdana Menteri India Mahmohan Singh mengatakan hubungan India dengan Pakistan hanya bisa membaik kalau Pakistan mencegah militan Islamis menggunakan wilayah Pakistan untuk menyerang India. Berbicara kepada para wartawan di Islamabad, Jumat (16/8), juru bicara Kementerian Luar Negeri Aizaz Ahmed Chaudhry menjelaskan posisi Pakistan. “Pakistan telah lama bertekad tidak membiarkan wilayah Pakistan digunakan untuk kegiatan teroris di mana pun di dunia. Kami yakin, Pakistan sendiri yang menjadi  korban  teroris, sudah tentu tidak menyukai hal itu. Sebagai  bangsa, kami  berusaha mengatasi ancaman itu, dan  pemerintah  bertekad kuat untuk melakukannya, dan  sedang dalam proses merumuskan strategi kontra teroris yang menyeluruh,” ujarnya.

Pakistan telah melakukan perang yang berlarut-larut melawan militan Islam selama lebih dari 10 tahun. Kelompok ekstremis menanggapinya dengan  sering melakukan serangan bunuh diri dan serangan-serangan teroris lainnya, membunuh  ribuan orang Pakistan, termasuk anggota pasukan keamanan.

Sebuah survei baru mengatakan dalam tiga bulan terakhir saja lebih dari 1.700 orang tewas dan paling sedikit terjadi 70 serangan besar teroris di seluruh negara. Chaudhry mengatakan Pakistan menghendaki perdamaian di wilayah itu dan  berusaha menjalin hubungan “bebas ketegangan” dengan India.

Perdana Menteri Nawaz Sharif memegang kekuasaan lagi pada Juni untuk ketiga kalinya, tapi bukan masa jabatan berturut-turut, dan menyerukan  “permulaan baru”  dalam hubungan Pakistan dengan India.  Namun bentrokan-bentrokan militer terbaru itu mengancam usaha kedua pihak  untuk memulai lagi  dialog yang luas untuk meredakan ketegangan dan  menyelesaikan sengketa  yang telah lama berlangsung, termasuk sengketa Kashmir.

sumber : VOA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement