REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD — Pihak berwenang di Pakistan dan India saling tuduh memulai bentrokan baru di wilayah Kashmir yang disengketakan yang melanggar pernyataan gencatan senjata bersama yang pada umumnya telah berlangsung selama 10 tahun.
Tembak-menembak mulai terjadi dua pekan lalu ketika India menuduh sekelompok militan Islamis bersenjata berat dan tentara Pakistan melanggar garis kekuasaan militer di daerah terpencil Poonch, Kashmir dan menewaskan lima tentara India.
Pakistan membantah tuduhan itu dan balik menuduh India menewaskan dua penduduk sipil dan melukai delapan lainnya, dalam apa yang disebutnya sebagai penembakan meriam yang “tidak beralasan” di perbatasan yang disengketakan itu. Militer Pakistan mengatakan penembakan itu juga melukai empat tentaranya.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif pekan ini mendesak India agar bertindak untuk “meredakan ketegangan dan menenangkan keadaan” di Kashmir dan memberikan kesempatan supaya diplomasi bisa berjalan untuk menyelesaikan sengketa.
Pada Kamis, Perdana Menteri India Mahmohan Singh mengatakan hubungan India dengan Pakistan hanya bisa membaik kalau Pakistan mencegah militan Islamis menggunakan wilayah Pakistan untuk menyerang India. Berbicara kepada para wartawan di Islamabad, Jumat (16/8), juru bicara Kementerian Luar Negeri Aizaz Ahmed Chaudhry menjelaskan posisi Pakistan. “Pakistan telah lama bertekad tidak membiarkan wilayah Pakistan digunakan untuk kegiatan teroris di mana pun di dunia. Kami yakin, Pakistan sendiri yang menjadi korban teroris, sudah tentu tidak menyukai hal itu. Sebagai bangsa, kami berusaha mengatasi ancaman itu, dan pemerintah bertekad kuat untuk melakukannya, dan sedang dalam proses merumuskan strategi kontra teroris yang menyeluruh,” ujarnya.
Pakistan telah melakukan perang yang berlarut-larut melawan militan Islam selama lebih dari 10 tahun. Kelompok ekstremis menanggapinya dengan sering melakukan serangan bunuh diri dan serangan-serangan teroris lainnya, membunuh ribuan orang Pakistan, termasuk anggota pasukan keamanan.
Sebuah survei baru mengatakan dalam tiga bulan terakhir saja lebih dari 1.700 orang tewas dan paling sedikit terjadi 70 serangan besar teroris di seluruh negara. Chaudhry mengatakan Pakistan menghendaki perdamaian di wilayah itu dan berusaha menjalin hubungan “bebas ketegangan” dengan India.
Perdana Menteri Nawaz Sharif memegang kekuasaan lagi pada Juni untuk ketiga kalinya, tapi bukan masa jabatan berturut-turut, dan menyerukan “permulaan baru” dalam hubungan Pakistan dengan India. Namun bentrokan-bentrokan militer terbaru itu mengancam usaha kedua pihak untuk memulai lagi dialog yang luas untuk meredakan ketegangan dan menyelesaikan sengketa yang telah lama berlangsung, termasuk sengketa Kashmir.