REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) belum bisa memastikan jenis senjata yang digunakan pelaku dalam kasus penembakan dua anggota Kepolisian Sektor Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (16/8) malam. "Kami belum bisa menyimpulkan jenisnya apa. Masih diselidiki," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Ahad (18/8).
Terkait dengan maraknya peristiwa penembakan terhadap aparat kepolisian akhir-akhir ini, Polri memperkirakan bahwa para pelaku tersebut berasal dari kelompok yang bertujuan melakukan tindakan terorisme. "Ini terlihat dari modus operandinya, kemudian dari sasaran mereka yang merupakan anggota kami," katanya.
Meski ada indikasi kelompok teroris, tetapi pihaknya belum bisa memastikan kaitannya dengan kelompok teroris yang sudah diungkap. Boy meminta kerja sama masyarakat yang mengetahui adanya informasi terkait pelaku agar segera melapor ke polisi untuk mempercepat pengungkapan kasus penembakan yang terjadi pada malam peringatan HUT ke-68 RI tersebut.
Penyidik kepolisian menduga salah satu pelaku yang terlibat penembakan Aiptu Kus Hendratma dan Bripka Ahmad Maulana memiliki ciri postur tubuh gemuk dan terluka akibat kejadian tersebut. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta, Sabtu (17/8) mengatakan bahwa pelaku yang bertubuh gemuk tersebut mengendarai sepeda motor.
Pelaku yang gemuk ini terlihat berdarah (terluka) oleh korban satpam yang sepeda motornya dirampas pelaku. "Ia dipapah oleh pelaku yang kurus," kata Rikwanto.
Rikwanto mengatakan bahwa pelaku yang bertubuh kurus mengeksekusi dua anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Pondok Aren, Aiptu Kus Hendratma dan Bripka Maulana. Berdasarkan keterangan saksi dan korban, Rikwanto mengungkap pelaku yang bertubuh gemuk diperkirakan berusia 30 tahun, tinggi badan sekitar 170 cm, rambut panjang, hidung besar, dan mengenakan jaket parasut warna hitam.
Pelaku yang menembak dalam sketsa digambarkan berusia kurang lebih 27 tahun, badan tinggi mencapai 168 cm, kulit hitam, bertubuh kurus, potongan rambut ikal tipis, dan mengenakan kaos berkerah warna cokelat. "Salah satu pelaku tidak mengenakan helm full face," ujar Rikwanto.