Senin 19 Aug 2013 18:56 WIB

Banyak Faktor Pemicu Masalah Lapas

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Karta Raharja Ucu
Patrialis Akbar
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Patrialis Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri hukum dan HAM, Patrialis Akbar berpendapat tidak mudah dalam mengurus lapas. Sebab, hal itu terkait kerusuhan yang belakangan ini terjadi di lapas. Salah satunya terjadi di Lapas Kelas II A Labuhan Ruku, Medan, yang meletus pada akhir pekan lalu.

"Penjara itu ibarat bom waktu yang pemicunya banyak," kata Patrialis, di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (19/8).

Menurut Patrials, banyak faktor yang bisa menjadi pemicu permasalahan dalam Lapas. Inilah, kata Patrialis, yang menjadikan pengurusan Lapas sangat sulit.

Patrialis mengatakan, banyak persoalan kompleks di dalam lapas. Ia mencontohkannya mulai dari masalah pembinaan, pelayanan kesehatan, fasilitas, serta hak yang harus diberikan kepada penghuni Lapas. Termasuk diantaranya soal remisi. Selain itu, masih ada persoalan seperti faktor psikologis, provokasi, diskriminasi, dan juga persoalan hukum rimba. "Jadi banyak sekali masalah ini," tuturnya.

Dari informasi yang diperolehnya, Patrialis mengatakan, masalah remisi menjadi salah satu pemicu terjadinya kerusuhan di Lapas Labuhun Ruku. Pun dengan kerusuhan yang sempat terjadi di Lapas Tanjung Gusta, Medan, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, remisi memang menjadi satu harapan bagi narapidana yang berkelakuan baik. "Fakta yang dihadapi karena ternyata berharap mendapatkan satu penghargaan dari pemerintah," kata hakim konstitusi itu.

Patrialis juga menyoroti Lapas yang sudah melebihi kapasitasnya. Sebagai contoh, Lapas Labuhan Ruku berkapasitas sekitar 300 orang, tetapi penghuninya mencapai 867 orang. Dari pengalamannya sebagai Menkum dan Ham, ia mengatakan, infrastuktur Lapas memang masih menjadi persoalan. Ia berharap, masalah infrastruktur ini terus mendapat perhatian.

Menurut Patrialis, infrastruktur Lapas ini memang sudah berusaha ditingkatkan. Ia mengatakan, pembangunan infrastruktur ini tidak boleh berhenti.

Patrialis menilai pemerintah dan DPR perlu kembali duduk bersama untuk melakukan pembahasan melihat terjadinya permasalahan belakangan ini di Lapas. "Kita tidak bisa menutup mata. Segera melakukan pembenahan luar biasa," imbuhnya mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement