REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya pabrik garmen yang memiliki produktifitas rendah berdampak pada pembayaran upah karyawan yang tidak sesuai. Sehingga perusahaan tersebut memilih tutup dan mem-PHK karyawannya hingga 10 ribu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama mengatakan standard hidup layak di di Jakarta faktanya memang Rp 4 juta per orang. Namun perusahaan ada yang menolak dan ada yang menerima.
Mereka yang menolak disebabkan karena produktifitas perusahaan yang tidak sesuai. "Kalau produksinya kamu tidak bisa menutupi gaji artinya perusahaan kamu tida boleh ada di tempat yang KHL-nya mahal,"ujarnya di Balai Kota Selasa (20/8).
Sehingga perusahaan tersebut memang harus pindah dari DKI Jakarta. Tetapi saat pindah keluar kota infrastruktur bermasalah dan tanggung jawab itu memang berada di pemerintah pusat.
Selama ini negara lain memindahkan pabriknya di negara yang lebih murah biaya produksinya. Ahok mempertanyakan seharusnya di Jakarta juga sama lebih baik pabrik yang menjual produk murah pindah ke Jawa Tengah atau Jawa Timur.
"Jakarta tidak boleh ada pabrik yang harga produknya murah, hanya jadi beban saja," ujarnya.
Ahok memberikan solusi bagi 10 ribu karyawan penduduk DKI Jakarta untuk beralih dengan UMKM saja.
Menurut dia, selama ini banyak orang yang membuka warung di jalan karena sebagian besar dari mereka mengalami PHK.
Bidang usaha paling besar di DKI Jakarta paling besar mencapai 97 persen. Mereka yang akan berwiraswasta akan mendapatkan bantuan modal yang diberikan oleh beberapa bank di DKI Jakarta. Bidang jasa yang lebih berkembang di Jakarta berdampak pada pemasukan DKI Jakarta yang lebih besar pula.