REPUBLIKA.CO.ID KEBON SIRIH -- DKI Jakarta masih membutuhkan banyak pabrik yang harus mampu membayar karyawannya diatas KHL. Tetapi pekerjanya banyak yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok mengatakan pabrik dengan skala kecil lebih baik pindah ke luar Jakarta. Meskipun pabrik tersebut dapat membayar karyawan di atas KHL tetapi terbatas.
Pekerja yang ingin bekerja di pabrik di DKI Jakarta pun sebagian besar berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Kalau mau jujur orang Jakarta yang tidak berpendidikan juga tidak mau bekerja," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (20/8).
Mereka banyak yang bekerja seperti pak ogah yang sehari mendapatkan Rp 150 ribu. Tetapi pekerja pabrik disiplin yang bekerja dari pagi hingga sore hanya mendapatkan Rp 75 ribu.
Mereka yang telah terbiasa menjadi tukang catut malas untuk pekerjaan terlatih. Pemprov DKI Jakarta akan bekerja sama dengan perusahaan otomotif untuk mendirikan pabrik di luar Jakarta.
Pabrik tersebut dapat merekrut pekerja di sekitar pabrik. Biaya transportasi dan perumahan pun akan lebih ringan karena biaya hidup di Jakarta lebih mahal.
Menurut Ahok, banyaknya warga DKI Jakarta yang menolak bekerja menjadi masalah terjadinya urbanisasi di Jakarta. Sehingga Pemprov DKI Jakarta tidak melarang warga non DKI Jakarta pindah ke Jakarta asal membawa uang banyak.