Selasa 20 Aug 2013 14:00 WIB

Rektor UIN: Perdalam Pemikiran Liberal Tak Masalah, Asal..

Rep: Amri Amrullah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Prof Dr Komarudin Hidayat
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Prof Dr Komarudin Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Komarudin Hidayat mengungkapkan, tren mahasiswa Islam yang mendalami pemikiran liberal harus disikapi secara baik.

Dia pun mengaku, selama ini tidak mempermasalahkan mahasiswa Islam khususnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan pergulatan dengan pemikiran luar yang cenderung liberal. 

"Mengkaji dan memperdalam pemikiran yang dianggap liberal itu dianjurkan selama mahasiswa tidak melepaskan pemikirannya dengan konsep wahyu dalam Islam," ujarnya.

Dengan kata lain, Komarudin ingin menegaskan, mahasiswa tetap harus memegang teguh konsep ilmu keislaman yang kuat sebelum mengkaji dan mendalami pemikiran barat yang dikatakan cenderung liberal itu.

Ia mengumpamakan dengan cendikiawan muslim yang melahirkan pemikiran dan karya ilmiah yang cukup fenomenal pada abad pertengahan.

Karya ilmu pengetahuan cendikiawan Muslim itu, menurut dia,  merupakan hasil pergulatan pemikiran dari filsuf romawi dan yunani kuno pada zaman sebelumnya.

Selain itu, kata dia, dalam Islam, Alquran menyuruh umat Islam belajar dan berilmu, melakukan riset, refleksi pemikiran terkait ilmu pengetahuan.

Dari anjuran inilah para pemikir Islam mendalami pemikiran barat pada abad pertengahan yang menghasilkan sisi keilmuan baru yang menjadi pegangan keilmuan modern hingga saat ini.

Komarudin juga mengkritisi istilah 'pemikiran liberal' yang sering dipakai untuk menjustifikasi pemikiran barat. Ia tidak sepenuhnya sepakat bahwa pemikiran yang disebut liberal itu buruk. Dengan catatan sang pemikir atau yang memahami pemikiran itu tetap berpegang pada konsep wahyu dalam Islam tadi.

"Makna liberal itu kan pembebasan. Dan Islam itu sendiri sebenarnya pembebas manusia dari belenggu-belenggu kebodohan, penindasan, kemiskinan dan kesengsaraan," ujarnya. Jadi makna 'pemikiran liberal' yang selalu disematkan itu, menurut dia, jangan artikan sepenuhnya jelek. 

Para pemikir barat memang melandasi keilmuan mereka tidak pada sisi kewahyuan agama. "Jadi tinggal bagaimana mahasiswa Islam sebagai pemikir ini menguatkan sisi kewahyuan itu."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement