REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada akhir pekan lalu, surat terbuka yang mengatasnamakan tersangka penerima suap yang juga Kepala SKK Migas nonaktif, Rudi Rubiandini, tersebar di kalangan media. Rudi pun membantah telah menulis surat tersebut.
"Tidak, tidak, tidak benar itu," kata Rudi Rubiandini yang ditemui saat keluar dari gedung KPK, Jakarta, Selasa (20/8).
Tidak banyak yang disampaikan Rudi kepada para wartawan yang menunggunya di depan Gedung KPK. Ia hanya membantah seluruh pertanyaan yang diajukan para wartawan.
Salah satunya yaitu apakah uang yang diberikan Komisaris Kernel Oil Ple Ltd, Simon Gunawan Tanjaya kepadanya akan diberikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik.
Namun ia membantahnya. "Tidak, tidak," ujar Rudi. Saat ditanya lalu untuk siapa uang itu akan diberikan, ia tidak menjawabnya. Kemudian, ia juga membantah adanya pertemuan dengan Jero Wacik beberapa saat sebelum penangkapan oleh KPK. "Tidak, tidak ada (pertemuan dengan Jero Wacik)," bantahnya lagi.
Sementara itu, juru bicara KPK, Johan Budi SP mengatakan Rudi Rubiandini tidak diperiksa hari ini. Menurutnya, Rudi dibawa ke gedung KPK dari tempat penahanannya, yaitu di Rutan Cipinang, untuk mengembalikan sejumlah barang yang sempat disita tim penyidik KPK.
Johan enggan menyebut detil barang-barang apa saja yang dikembalikan tim penyidik kepada Rudi. Johan hanya mengatakan salah satu barang yang dikembalikan yaitu brosur mobil.
"Tadi ada beberapa bukti di rumah yang bersangkutan (Rudi Rubiandini) yang disimpulkan tidak terkait dan dikembalikan, brosur mobil di antaranya itu," jelas Johan.
Saat ditanya apakah ada uang hasil sitaan yang dikembalikan kepada Rudi, ia mengatakan tidak ada uang yang dikembalikan. "Uang tidak ada yang dikembalikan. Saya tidak tahu yang lain, tidak perlu detail," ucapnya.
Sebelumnya surat yang mengatasnamakan Rudi Rubiandini beredar di kalangan wartawan melalui broadcast message pada akhir pekan lalu. Surat itu menyatakan, Rudi meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia apa yang ia lakukan hingga tertangkap KPK.
Rudi, dalam surat itu juga mengatakan apa yang ia lakukan merupakan permintaan dana dari pengurus partai yang berkuasa yang akan melakukan konvensi.
Permintaan dana ini kerap diminta tanpa mengenal waktu. Sedangkan, orang yang mengaku Rudi, di surat itu, sedang memikirkan ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit di Bandung dan juga harus melunasi rumahnya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.