REPUBLIKA.CO.ID, -- Satu film sain fiksi kembali muncul, setelah beberapa waktu lalu Hollywood menyajikan Oblivion yang dibintangi Tom Cruise. Elysium adalah karya sutradara Neil Blomkamp yang sukses mencuri perhatian kritikus film dan penonton lewat karya “District 9” yang juga mengambil tema sains fiksi.
Diceritakan dalam Elysium, pada tahun 2154, Bumi sudah kelebihan populasi. Sumber daya alam yang ada di Bumi tidak mampu menampung kebutuhan setiap manusia.
Bumi telah menjadi gersang dan kumuh. Kemiskinan dan kriminalitas menjadi santapan tiap orang karena untuk bertahan hidup.
Melihat hal tersebut, orang kaya yang jumlahnya hanya segelintir, membuat satu tempat pemukiman baru bernama Elysium. Hebatnya, surga bagi para orang kaya tersebut tidaklah bertempat di Bumi. Namun, terletak di luar planet Bumi. Tentu dibutuhkan biaya yang sangat banyak untuk membuat tempat yang menyerupai bumi.
Di Elysium, semua hidup dengan tenang dan damai. Semua kebutuhan tersedia dengan baik. Mulai dari fasilitas kesehatan yang dapat menyembuhkan segala penyakit hingga pemerintahan yang ramah terhadap penduduk di Elysium, namun begitu kejam dan mengeksploitasi para orang miskin yang masih menempati Bumi yang sudah kotor.
Di Bumi sendiri keadaan sudah seperti neraka. Para penduduk di Bumi harus bekerja mati-matian untuk hidup dengan bekerja di perusahaan-perusahaan orang kaya yang menempati Elysium.
Seorang pemuda sebatang kara bernama Max Costa (Matt Damon) merasakan bagaimana kerasnya kehidupan semenjak dia berada di rumah yatim piatu. Max dewasa kali ini bekerja di satu perusahaan milik saudagar kaya yang tinggal di Elysium.
Di Elysium, pemerintahan sedikit banyak diatur oleh Nyonya Delacourt (Jodie Foster) yang menempati posisi sebagai Menteri Pertahanan. Tugas utama Nyonya Delacourt bukanlah menghadapi invasi aliens atau menghadapi serbuan musuh ganas dari planet lain. Tugas utamanya adalah bagaimana mencegah dan memusnahkan setiap penduduk di Bumi yang secara ilegal berusaha masuk ke Elysium untuk kehidupan yang lebih baik.
Kondisi menjadi pelik ketika Max Costa yang hanyalah seorang penduduk biasa yang mempunyai catatan kejahatan memilih bekerja-sama dengan kelompok Spider (Wagner Moura) yang ingin menembus keamanan Elysium dan meruntuhkan dominasi pemerintahan Elysium yang bertindak tak adil dan kejam terhadap penduduk di Bumi.
Elysium yang ditulis dan disutradarai Neil Blomkamp ini hanyalah menggambarkan bagaimana ketimpangan yang terjadi di dunia saat ini. Yaitu, ketimpangan sosial yang terjadi antara si miskin dan si kaya.
Ketimpangan sosial dan ketidak-adilan yang sudah terjadi ribuan tahun semenjak masih abad pertengahan hingga di jaman modern saat ini. Dimana kaum kaya selalu bertindak semena-mena dan membiarkan si miskin harus terjerembab dengan kemiskinan.
Hanya saja, kali ini Neil Blomkamp menggambarkan hal tersebut terjadi di masa depan. Di tahun 2154 dimana teknologi sudah begitu maju namun sifat manusia tetaplah sama. Si Kaya memilih tinggal di tempat terpisah agar tak bersama dengan si miskin yang mempunyai jumlah mayoritas.
Penampilan Matt Damon sebagai tokoh sentral memerankan tokoh Max cukup pas. Karakter ksatria Damon yang tercermin dalam Jason Bourne terlihat apik dalam film yang berdurasi 120 menit ini.
Untuk peran ini, Mat Damon harus tampil plontos demi perannya sebagai Max.
Untuk karakter antagonis, cukup mengejutkan ketika diperankan oleh Jodie foster yang berperan sebagai Nyonya Delacourt. Paras Jodie Foster yang sebelumnya memerankan tokoh baik, kali ini terlihat sukses berperan sebagai tokoh politisi yang rakus, kejam, dan tidak mempunyai rasa empati terhadap si miskin.
Berbicara efek visual grafis dalam film ini, terlihat begitu apik dan tak juga musti menampilkan kerumitan di mata penonton. Neil Blomkamp sebagai sutradara mampu menghasilkan sebuah tampilan visual efek yang menarik tanpa harus membuat penonton jadi pusing. Kadangkala, efek yang begitu rumit justru membuat penonton menjadi capek sendiri ketika menontonnya.
Secara keseluruhan, Elysium sebenarnya menjadi film dengan tema kesenjangan sosial yang terjadi sepanjang jaman selama manusia menempati bumi ini. Hanya saja, sutradara Neil Blomkamp memilih waktu di masa depan dengan setting waktu tahun 2145.
Film ini mengajarkan dan memberikan pelajaran kepada setiap umat manusia, tanpa keserakahan dan ketamakan, sebenarnya kita bisa tinggal menempati dunia yang sama demi kepentingan kita bersama.
Kontributor: John Tirayoh