REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan diri untuk melakukan langkah evakuasi WNI yang berada di Mesir. Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, seperti maskapai penerbangan dan kementerian/lembaga.
"Kita koordinasi apa yang diperlukan, tergantung eskalasi nanti di Mesir. Setiap saat kita bisa evakuasi warga kita di Mesir," katanya di Kantor Presiden, Rabu (21/8).
Djoko mengatakan, rencana untuk evakuasi sudah dikaji sejak dua pekan sebelum Idul Fitri. Kemenpolhukam sudah melakukan rapat pendahuluan dan mencermati dinamika politik dan keamanan di mesir. Dari rapat tersebut, tersusun rumusan langkah-langkah yang harus diambil.
"Sekarang hanya tinggal menata tahapannya. Tadi malam sampai tadi pagi saya masih berkomunikasi dengan dubes bahwa situasi masih landai, tidak ada yang mengkhawatirkan. Tapi bukan berarti kita tidak melakukan langkah antisipatif," katanya.
Tak hanya di dalam negeri, ia pun mengaku sudah berkoordinasi dengan duta besar Indonesia di Mesir untuk langkah antisipatif ke depan. Ia meminta agar dubes mendata lokasi WNI yang ada di Mesir dan siapa saja yang ingin pulang ke Tanah Air. Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan untuk menetapkan prioritas tahap pemulangan.
Hanya saja, hingga saat ini evakuasi belum akan dilakukan. Evakuasi baru akan dilakukan jika kondisi Mesir benar-benar darurat. Jika situasi masih landai seperti saat ini, evakuasi masih belum diperlukan. "Belum evakuasi. Karena itu saya dengan dubes sangat penting dengan situasi terkini di sana. Kalau situasinya landai seperti ini kan gak perlu-lah evakuasi," katanya.
Ia mengharapkan kondisi di Mesir tidak memburuk sehingga WNI bisa tetap tinggal dan melakukan aktivitasnya di negara tersebut.