REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tumpahan dari konflik Suriah di Golan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Eskalasi ini menjadi ancaman bagi pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa di tempat kejadian. Demikian kata seorang pejabat senior PBB pada Selasa (20/8).
''Tentara Suriah dan pemberontak oposisi telah terlibat dalam penembakan intens dan bentrokan-bentrokan berat sejak 17 Agustus di zona PBB berpatroli yang memisahkan Israel dan Suriah,'' kata Oscar Fernandez-Taranco, asisten sekretaris jenderal PBB untuk urusan politik.
Tidak ada korban telah dilaporkan sejauh ini. Tetapi, pertempuran semakin intensif di dekat dua posisi PBB. ''Hal itu memaksa pasukan penjaga perdamaian untuk berlindung,'' katanya.
Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF) mengamati kehadiran berlanjut hambatan-hambatan dengan alat peledak rakitan di sekitar posisi PBB yang mempengaruhi kebebasan bergerak personel UNDOF.
"Insiden perilaku mengancam terhadap personel UNDOF dari anggota oposisi bersenjata juga dilaporkan," katanya.