Rabu 21 Aug 2013 16:30 WIB

Gandakan Kredit Korporasi, UOB Buka Unit Advisory PMA

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Gedung Bank UOB Indonesia
Gedung Bank UOB Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank United Overseas Indonesia (UOB Indonesia) menyatakan akan melipatgandakan kredit korporasi perseroan di 2016. Pertumbuhan ini seiring dengan dibentuknya unit foreign direct investment (FDI) advisory.

Rencana ini didasarkan pada proyeksi UOB terhadap pertumbuhan volume penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. UOB melihat potensi modal asing yang masuk ke Indonesia masih sangat besar. "Aliran masuk FDI di Indonesia rata-rata tumbuh 23,1 persen," ujar executive Director of Group Commercial Banking UOB Ltd Sam Cheong, Rabu (21/8).

Pertumbuhan ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Pada 2008 penanaman modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai 10 miliar dolar AS. Nilai ini tumbuh menjadi 24 miliar dolar AS di 2012. Proyeksi juga sejalan dengan inisiatif pemerintah melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) untuk mendukung transformasi Indonesia menuju posisi lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2025.

Unit FDI Advisory akan memberikan akses kepada nasabah korporasi UOB terhadap produk perbankan korporat maupun personal secara menyeluruh dan memungkinkan nasabah tersebut memanfaatkan jaringan Bank yang luas di kawasan Asia Tenggara. Para nasabah juga akan dapat memanfaatkan hubungan baik yang sudah dimiliki UOB dengan mitra strategis di bidang hukum, audit, konsultan dan institusi pemerintahan penting.

Fokus awal perseroan adalah menjadi mitra mitra bagi perusahaan baik dari sektor ritel maupun manufaktur yang memiliki rencana ekspansi bisnis di tingkat regional. Mengingat kekayaan sumber daya alam Indonesia, UOB juga akan memberi dukungan terhadap perusahaan-perusahaan yang mengerjakan proyek-proyek besar di bidang infrastruktur dan sumber daya alam.”

UOB mengundang sejumlah investor untuk melihat potensi investasi di Indonesia pada Simposium yang diadakan Rabu dan Kamis (21-22 Agustus). Simposium yang dihadiri oleh Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) ini akan diikuti oleh investor-investor dari Singapura, Malaysia, Cina, Hong Kong, dan Brasil.

Presiden Direktur UOB Indonesia Armand B Arief mengungkapkan saat ini posisi kredit korporasi UOB mencapai Rp 22 triliun. "Dengan adanya unit ini diharapkan bisa mencapai Rp 44 triliun dalam dua tahun mendatang," kata Armand.

Unit ini sudah didirikan di empat negara, termasuk Singapura. Saat ini UOB Indonesia tengah mengurus pembukaan unit baru ini, termasuk izin ke Bank Indonesia (BI). Perseroan mengharapkan unit baru bisa segera terwujud sebelum pergantian tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement