REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN--Direktur Utama Badan Urusan Logistik diminta melakukan audit beras untuk orang miskin (raskin) yang disimpan di gudang Bulog di seluruh Indonesia.
Anggota Komisi IV DPR RI Habib Nabiel Fuad Almusawa menegaskan permintaan tersebut dalam keterangan persnya kepada komunitas wartawan perlemen atau Journalist Parliament Community (JPC) Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Rabu (21/8).
Desakan itu menyusul temuan dugaan penggelapan 580 ton beras di gudang Bulog Indramayu Singakerta II, Jawa Barat. "Apa yang terjadi di Indramayu bisa merupakan fenomena 'gunung es' yaitu yang kelihatan sedikit, sementara yang tidak kelihatan mungkin jauh lebih banyak," tandas legislator asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel tersebut.
"Yang terungkap baru di Indramayu, sementara di daerah-daerah lain belum tentu tidak ada kasus serupa. Karena itu, lakukan audit raskin di seluruh gudang Bulog," lanjutnya.
Habib Nabiel juga menyarankan audit seperti di Indramanyu. "Cara di Indramayu itu, ganti Kasub Divre dengan orang baru dari daerah lain yang memiliki integritas. Akan lebih meyakinkan lagi bila dalam waktu yang bersamaan kepala gudang juga diganti," sarannya.
Penggantian pejabat, menurut dia, penting untuk memutus rantai kolusi, sebab jarang penggelapan dilakukan oleh hanya seorang pejabat. Untuk mengamankan perilakunya pejabat tersebut bisa menyertakan bawahan dan atasannya sehingga di antara mereka saling melindungi.
Selain pergantian pejabat, ia menyarankan [emajangan nomor sms pengaduan di kantor-kantor dan gudang-gudang Bulog nomor sms pengaduan. "Dengan demikian siapa saja bisa mengadukan dugaan penyelewengan. Info pengaduan tersebut bisa menjadi petunjuk atau temuan awal untuk mengadakan langkah lebih lanjut," ujarnya.