REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemain PSMS Medan, Irwin Ramadhana, terkejut dengan penjatuhan sanksi oleh Komisi Disiplin PSSI. Menurut dia, hal tersebut semakin menunjukkan sikap ketidakpedulian PSSI terhadap kondisi para pemain.
Komdis menjatuhkan sanksi kepada 24 pemain PSMS Medan akibat aksi mogok bertanding pada laga tandang melawan PS Bengkulu, 4 Juni 2013, dalam laga Divisi Utama PT. Liga Indonesia. Mereka dikenakan sanksi larangan aktif tiga bulan dengan masa percobaan enam bulan.
Irwin mengakui bahwa skuat PSMS memang tidak berangkat ke Bengkulu kala itu. Hanya saja, ia menyesalkan sikap Komdis yang tidak mempertimbangkan alasan mengapa para pemain tidak berangkat.
Pemain yang berposisi sebagai kiper itu menjelaskan, para pemain Ayam Kinantan sebenarnya sudah berkumpul di mess tiga hari sebelum pertandingan untuk berangkat ke Bengkulu, lengkap dengan segala perlengkapan. Namun gagal berangkat karena Ketua Umum PSMS Medan, Indra Sakti dan jajaran pengurus tak bisa memenuhi permintaan tim untuk segera mencicil tunggakan gaji sebelum melakoni laga tandang tersebut.
Pemain kesal karena pengurus selalu memberikan janji-janji palsu untuk membayarkan gaji. Gaji pemain yang diklaim tertunggak hingga 10 bulan pun akhirnya tak terbayarkan hingga saat ini. "Beginilah nasib pemain di Indonesia. Udah gak digaji malah kena hukum. Terima kasih PSSI!," kata Irwin kepada Republika, Kamis (22/8).
Irwin begitu kecewa dengan sikap PSSI. PSSI sebagai federasi sepak bola di Indonesia harusnya bisa melindungi kesejahteraan para pemain. PSSI pun dianggap cuek dengan masalah tunggakan gaji yang dialami pemain.
"Kalau begini caranya, kemana lagi kami harus mengadu? PSSI yang merupakan rumahnya pemain, malah cuek-cuek saja," ujarnya.
Meski kecewa dengan penjatuhan sanksi, Irwin mengatakan tidak akan melakukan banding. Ia menilai hal tersebut akan sia-sia apabila dilakukan. "Kami ini tak berduit, tak ada apa-apanya. Kami benar pun tetap salah. Jadi ya mengalah saja," ungkapnya.