Kamis 22 Aug 2013 16:22 WIB

Pedagang Keranjang di Stasiun Cikini Minta Solusi

 Pedagang mengamankan parcel-parcel saat penertiban kios kios pedagang di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).  (Republika/Yasin Habibi)
Pedagang mengamankan parcel-parcel saat penertiban kios kios pedagang di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/8). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang keranjang di Stasiun Cikini meminta solusi atas sterilisasi pedagang di stasiun tersebut.

Ari Darmawan, salah satu pedagang, mengaku kecewa karena hingga hari ini sterilisasi dilakukan, belum ada solusi yang ditawarkan mengenai relokasi. Ari mengaku sudah mendengar sterilisasi Stasiun Cikini sejak sebulan lalu.

"Cuma kami menolak karena nggak ada solusi. Relokasi ga ada. Kami siap keluar tapi kami minta kembali lagi. Setelah dipugar, sediakan lagi," katanya sambil mengawasi karyawannya yg sedang memindahkan keranjang dagangan siang ini.

Sama seperti Ari, Noni yang telah 17 tahun berdagang di Stasiun Cikini pun tidak menolak revitalisasi Stasiun Cikini, asalkan jela mereka ditampung kembali sesudahnya.

Ratusan keranjang dagangan milik Noni hari ini ia angkut dengan mobil kap terbuka ke rumahnya di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sementara Ari menumpuk dagangannya di luar bekas kiosnya. "Rumah saya kecil. Nggak muat untuk dagangan sebanyak ini," kata pria yang tinggal di kawasan Pramuka, Jakarta Pusat.

Bahkan, Ari mengaku sambil membereskan dagangannya tadi, masih ada pembeli yang mencari keranjang di tokonya.

Untuk sementara ini, Noni d Ari berencana berdagang di trotoar Stasiun Cikini. "Sementara sampai dapat tempat jualan yang baru," kata Ari yang meneruskan sang ayah berdagang keranjang sejak tahun 1999 itu.

"Kami pedagang sepakat mau berdagang di depan (bekas) toko masing-masing. Nanti toko dipagar, kami jualan di trotoar. Selama belom ada solusi," tambah Noni.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement