REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa mengembargo militer Mesir dengan menghentikan semua kebutuhan militer ke negara tersebut. Embargo menyusul tindakan represif militer Negeri Piramida itu terhadap kelompok pendukung Ikhwanul Muslimin dan Presiden terguling Muhammad Mursi.
''Kami (Uni Eropa) saling setuju mengeluarkan resolusi. Kami mengizinkan negara-negara anggota melakukan ekspor peralatan militer,'' kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, dalam konfrensi persnya di Brussels, Belgia, Rabu (21/8).
Ashton menegaskan, tidak ada sedikit pun keraguan UE mengembargo Mesir. Diplomat senior asal London, Inggris ini menerangkan, UE punya konklusi seragam. Kekejaman militer Mesir tidak cukup dengan hanya menguarkan kecaman dan kutukan.
Ashton mengatakan, 28 negara anggota UE mulai Kamis (22/8) menghentikan semua izin ekspor peralatan militer ke Mesir. Embargo disebut Ashton tidak permanen. Evaluasi kebijakan, kata dia, akan terus dilakukan dengan tingkat situasi di Mesir.
Embargo UE menjadi kebijakan keras kelompok internasional terkait situasi di Mesir. Pascatragedi tewasnya ribuan pendukung IM dan Mursi pekan lalu, banyak negara bimbang menentukan sikap. Ketika Amerika Serikat (AS) bingung menentukan sikap, Ashton mengatakan, UE tidak sekali menyatakan kutukan.