REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wapres Boediono meyakini kurikulum 2013 yang diterapkan di tahun ajaran baru benar-benar dirancang dan diarahkan untuk perubahan konten pendidikan di Indonesia. Apalagi kurikulum lalu masih belum mencapai target dan keinginan pemerintah.
"Kita sudah mendeteksi konten dari pengajaran yang kita berikan, kalau melihat hasilnya belum mencapai apa yang kita inginkan. Bukan hanya mendapatkan nilai tertinggi dari multiple choice," katanya, Kamis (22/8).
Ia mengatakan, kurikulum baru tidak sekadar membuat siswa pandai berhitung. Tetapi juga kemampuan dan keterampilan yang perlu diajarkan, yaitu soft skill. Sebut saja kemampuan dan keterampilan untuk bekerja sama dalam satu tim, toleransi, rasa kebangsaan dan kecintaan kepada Tanah Air, alam, dan lainnya.
Menurutnya, soft skill itu yang perlu ditingkatkan. Meski belum sempurna, kurikulum 2013 mencoba untuk meningkatkan soft skill siswa. "Tekadnya adalah mendidik, mengajarkan pada anak didik kita keseimbangan antara hard skill dan soft skill."
Menurutnya, jika hanya pandai secara akademis masih kurang. Karena itu, ia mendukung jika ada perubahan dan perbaikan sistem serta substansi pendidikan. Pendidikan, lanjutnya, harus maksimal. Dengan keseimbangan pengajaran, ia berharap generasi yang akan datang akan siap menerima estafet pendidikan dan kepemimpinan.