REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Lebanon, Michel Suleiman, mengutuk serangan roket yang ditujukan ke Israel utara pada Kamis (22/8).
Dalam satu pernyataan yang dikeluarkan kantor medianya, Suleiman mencela serangan itu sebagai pelanggaran atas kedaulatan Lebanon dan Resolusi 1701 PBB. Ia menyeru lembaga keamanan agar memburu para pelaku dan menyeret mereka ke pengadilan.
''Empat roket ditembakkan dari satu daerah antara Kamp Pengungsi Palestina Hawsh dan Ar-Rashidiyeh ke arah wilayah Palestina yang diduduki,'' kata media setempat. Sementara itu, pihak Israel menyatakan roket tersebut mendarat di barat-laut Israel.
''Militer Lebanon mengatakan dalam satu pernyataan bahwa tentaranya menemukan landasan peluncur dari kayu, tempat roket itu ditembakkan di antara Hahsh dan Ar-Rashidiyeh,'' sebut laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Jumat.
Militer Lebanon membantah laporan mengenai pemboman pembalasan Israel terhadap Lebanon Selatan.
Sementara penjabat Perdana Menteri Lebanon, Najib Miqati, mengatakan serangan tersebut adalah upaya untuk merusak kestabilan Lebanon Selatan dan mengubah Lebanon menjadi ajang tempur.
Dalam kesempatan lain, Perdana Menteri Tamman Salam yang baru diangkat itu menyeru militer Lebanon agar bekerjasama dengan Pasukan Sementara PBB di Lebanon dan menangkap mereka yang menembakkan roket tersebut.