REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Para pendukung presiden terguling Muhammad Mursi kembali mengadakan pawai-pawai kecil di Kairo, Jumat (23/8). Aksi itu untuk menguji kemampuan mereka memobilisasi dukungan tujuh pekan setelah penggulingannya.
Beberapa hari belakangan, sejumlah anggota senior dan menengah Ikhwanul Muslimin, organisasi pengusung Mursi telah ditangkapi. Struktur organisasi itu terganggu dan muncul pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan yang masih dimiliki gerakan tersebut.
Segera setelah sholat Jumat selesai, pengunjuk rasa pro-Mursi mulai berpawai dari beberapa masjid di Kairo walaupun jumlah pesertanya relatif sedikit, menurut beberapa koresponden kantor berita Prancis AFP. Di Masjid Istiqomah di Giza, puluhan pemerotes berkumpul untuk mengadakan pawai, banyak di antara mereka membawa gambar-gambar Mursi
"Saya ikut serta sekarang untuk menghidupkan kembali revolusi 25 Januari (2011)," kata Mohammad Sayed, 24 tahun, merujuk kepada pergolakan yang menggulingkan Presiden Hossni Mubarak. "Era Mubarak kembali, lebih buruk dan semakin kuat," tambah dia.
Seruan untuk mengadakan demonstrasi-demonstrasi oleh mereka yang setia kepada Moursi, yang masih ditahan di satu lokasi rahasia, terjadi setelah Mubarak dibebaskan dari penjara untuk menjalani tahanan rumah di satu rumah sakit militer.
Pembebasan itu menarik perhatian sedikit kalangan di Mesir, yang dilanda pertikaian politik sejak penggulingan Mursi 3 Juli lalu oleh militer setelah protes-protes masif terhadap dia.
Hampir 1.000 orang meninggal dalam sepekan kekerasan antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan. Masyarakat internasional mengecam dan mengutuk kekerasan tersebut.
Para pendukung Moursi menyerukan aksi-aksi unjuk rasa "Jumat Amarah" tapi dalam beberapa hari belakangan, jumlah mereka yang turun ke jalan berkurang karena tokoh-tokoh penggeraknya dijebloskan ke dalam penjara.
Banyak anggota Ikhwanul Muslimn bersembunyi, tidak pulang ke rumah dan menghindari komunikasi lewat telepon, kata seorang anggota menengah kelompok itu kepada AFP dengan syarat jatidirnya tak disebutkan.
"Kami tak lagi menerima arahan dan kami sesungguhnya tak tahu apa yang hendak kami lakukan lagi. Sebagian besar pemimpin langsung kami ditahan," kata anggota itu dari Delta Nil.
Di antara mereka yang ditahan ialah pemimpin spiritual/mursyid Ikhwanul Muslimin Mohammad Badie -- pemimpin organisasi itu yang pertama ditahan sejak 1981.
Mursi sendiri hingga ditahan di satu lokasi rahasia dan menghadapi tuduhan-tuduhan terkait melarikan diri dari penjara tahun 2011 dan menyulut kematian dan penysiksaan para pengunjuk rasa.