Sabtu 24 Aug 2013 11:26 WIB

Pelemahan Rupiah Dinilai Untungkan Eksportir Ikan

Ikan hasil tangkapan (ilustrasi)
Foto: europarl.europa.eu
Ikan hasil tangkapan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU--Rupiah yang melemah memberi keuntungan kepada eksportir perikanan dan nelayan, namun di sisi lain memukul industri galangan kapal karena kenaikan harga mesin-mesin kapal dan perlengkapannya.

"Ini momentum baik bagi nelayan karena harga yang diterima eksportir jadi lebih tinggi dan ini berpengaruh positif bagi nelayan," kata Herry, seorang eksportir ikan hidup asal Makassar yang ditemui di Balikpapan, Sabtu (24/8).

Ia menyebutkan bahwa kontrak ekspor dilakukan dalam mata uang dolar. Setiap kali kurs rupiah melemah, ada kenaikan penerimaan dalam rupiah.

Herry yang juga pengusaha galangan kapal penangkap ikan itu tidak menyebutkan berapa besar kenaikan penerimaan namun depresiasi rupiah terhadap dolar dari Rp9.500 menjadi Rp11.000 lebih saat ini cukup signifikan.

"Kenaikan ini juga ikut menguntungkan para nelayan karena ikut mendapat kenaikan harga dari eksportir," katanya. Hanya saja selaku pengusaha galangan kapal, Herry mengaku terjepit sebab harga mesin-mesin dan perlengkapan kapal yang harus diimpor jadi melangit harganya.

"Kenaikan harga komponen kapal saat ini sudah mencapai 20-an persen sehingga produksi kapal kini melambat dan ini bisa berdampak pada karyawan," ujarnya.

Ia juga mengaku heran mengapa pemerintah belum membuat eskalasi harga proyek. "Baru kali ini pemerintah tidak melakukan eskalasi harga setelah kenaikan harga BBM, padahal pengusaha kini mulai menjerit apalagi dengan beban depresiasi rupiah," ujar Herry, pemilik galangan kapal PT. Swarna Centra Buana Penajam, Kaltim ini.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement