REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menjalankan mandatnya menjaga Perdamaian dan Keamanan di dunia. Indonesia melihat situasi keamanan di Timur Tengah semakin menunjukkan peningkatan eskalasi konflik.
Dalam pertemuannya dengan Presiden DK PBB María Cristina Perceval, Marty menyampaikan keprihatinan mendalam soal situasi terkini Mesir. Tindak kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa harus dihentikan. "Jika tidak potensi korban akan jauh lebih besar," ujar Marty dalam pesan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (24/8).
Menlu RI menegaskan kekerasan tidak pernah menyelesaikan permasalahan. Ia menyebut DK PBB harus membantu mencari solusi yang bersifat win-win bagi kedua pihak yang bertikai. "Perlu ciptakan kondisi yang kondusif untuk digelar dialog dan rekonsiliasi," tegas Marty.
Sebagai sahabat Mesir, Indonesia tidak menghendaki kekerasan yang berkelanjutan di Mesir sebagaimana terjadi di beberapa negara di kawasan. Meskipun sampai saat ini, perkembangan di Mesir belum masuk agenda tetap DK, Menlu RI ingatkan pentingnya ambil langkah antisipatif agar kejadian seperti di Suriah tidak terulang.
"Kekerasan bukanlah jalan untuk menemukan solusi. Diplomasi harus bergerak untuk selesaikan permasalahan di Timur Tengah," tutup Marty.