Sabtu 24 Aug 2013 15:38 WIB

Gita: Saya Belum Terima Undangan Konvensi Demokrat

Gita Wiryawan
Foto: Republika
Gita Wiryawan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku belum menerima undangan konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat.

"Sampai sekarang saya belum menerimanya dan masih menunggu undangan," ujarnya kepada wartawan setelah terpilih menjadi ketua umum Barisan Indonesia (Barindo) periode 2013-2018 di Surabaya, Sabtu.

Hanya saja, pengusaha lulusan "Harvard University" Amerika Serikat tersebut mengaku sudah mendengar dalam beberapa hari ini undangan akan sampai ke tangannya.

Selama ini, lanjut dia, pihaknya menerima beberapa kali ajakan, namun secara informal. Seperti berkomunikasi dengan pengurus harian jajaran Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.

"Selama ini hanya bertemu dan membicarakannya, namun belum resmi. Katanya sih dalam waktu dekat ini akan disampaikan," kata pria yang juga Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) itu.

Gita Wirjawan juga memastikan bahwa dirinya siap maju sebagai calon presiden melalui konvensi Partai Demokrat.

Menurut dia, keikutsertaannya ke konvensi hasilnya bukan pada siapa yang menang, namun tentang kriteria kepemimpinan mendatang. Ke depan, bangsa ini akan memasuki era globalisasi yang serba internasionalisasi.

"Karena itulah dibutuhkan pemimpin yang benar-benar memiliki kriteria seperti harapan semuanya, salah satunya harus berjiwa nasionalisme," kata mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI tersebut.

Disinggung tentang Ormas Barindo yang akan dijadikan mesin politiknya di berbagai daerah, Gita membantahnya. Ia mengungkapkan, bahwa Barindo merupakan ormas independen dan tidak akan melibatkannya secara langsung untuk kepentingan tertentu.

"Sama dengan prediksi semua pihak bahwa saya akan memanfaatkan PBSI untuk kepentingan tertentu. Tapi itu tidak benar dan tidak akan, sebab PBSI adalah organisasi olah raga yang tidak bisa dipaksakan ke politik," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement