REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komite Konvensi Partai Demokrat Suaidy Marasabessy mengatakan ada beberapa nama lagi yang diundang untuk ikut konvensi calon presiden partai itu setelah pada Sabtu (24/8) Dino Patti Djalal mengkonfirmasi keikutsertaannya.
"Semua anggota komite memiliki tugas untuk memberikan undangan kepada beberapa calon peserta," kata Suaidy di Wisma Kodel, Jakarta, Minggu, seperti dikutip Antara.
Dia mengaku mendapatkan tugas mengundang mantan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasional Demokrat Endriartono Sutarto dan Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie.
Sementara itu, anggota komite yang lain juga memiliki tugas mengantarkan undangan seperti Vera Febyanthy. Suaidi dan Vera merupakan panitia pelaksana konvensi yang berasal dari internal PD.
Nama kedua bertugas mengundang Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Satu per satu nama peserta konvensi muncul secara resmi setelah Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal sempat menyambangi komite konvensi meski dia setelah itu harus terbang ke Negeri Paman Sam kembali.
Dino mengatakan dirinya memiliki kewajiban untuk mendampingi anaknya yang akan masuk sekolah hari pertama pada Senin waktu setempat. Pihak partai berkuasa menyatakan mereka tidak sedang berupaya memecah-belah konsentrasi partai lain menjelang pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2014.
Contoh paling jelas adalah bergabungnya Endriartono yang merelakan diri keluar dari Partai Nasdem demi turut dalam konvensi. Mantan Dewan Pertimbangan Nasdem itu merasa tidak fokus berpolitik jika merangkap tetap di partai milik Surya Paloh itu sekaligus ikut konvensi. Terlebih pihak partai tidak akan mengijinkan kadernya ikut konvensi di partai rival.
Konvensi yang Demokratis
Dewan Penasihat The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jeffrie Geovanie mewanti-wanti agar penjaringan capres digelar terbuka dan demokratis.
"Harapan saya Demokrat terbuka dalam mekanisme dan penetapan hasil akhir dari konvensi ini. Harusnya begitu. Kalau tidak, akan jadi bumerang," kata Jeffrie. Jeffrie tercatat sebagai pengamat yang pertama kali menyarankan agar partai politik menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden.
Jeffrie berharap yang menentukan siapa yang menjadi calon presiden di antara peserta konvensi itu adalah rakyat, pemilih pada umumnya.
"Kalau survei pemilih nasional yang menjadi basis dalam mengambil keputusan, maka calon yang ditetapkan akan sangat mencerminkan aspirasi pemilih nasional," jelasnya.
Tak hanya itu, Jeffrie juga mengingatkan, pendaftaran konvensi bersifat terbuka. Artinya tidak hanya diikuti kader Demokrat. Dengan itu, tokoh-tokoh alternatif dari generasi baru bisa ikut konvensi.
"Setahu saya Demokrat akan membuat konvensi terbuka. Tentu Demokrat tidak membatasi generasi. Tapi jelas terbuka terhadap generasi baru, yang merupakan generasi pemilih mayoritas," tuturnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin memberikan komentarnya tersendiri.
Said mengatakan Konvensi Demokrat memang ditujukan untuk mengganggu konsentrasi persiapan pemenangan pemilu dari sejumlah partai pesaing Pemilu 2014.
"Salah satu tujuan Partai Demokrat yang menggelar konvensinya adalah demi memecahbelah konsolidasi partai lain," katanya.