Senin 26 Aug 2013 02:38 WIB

AS Dilaporkan Sadap Markas Besar PBB

Markas PBB di New York (ilustrasi)
Foto: UN.ORG
Markas PBB di New York (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Program-program pengintaian Amerika Serikat kembali ditelanjangi. Kali ini dalam sebuah laporan terbaru yang diturunkan majalah mingguan Jerman, Der Spiegel, terungkap, Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) juga pernah menyadap markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

Der Spiegel, mengutip dokumen-dokumen yang didapatnya dari bekas pegawai kontrak badan intelijen yang diburu AS, Edward Snowden, mengatakan berkas-berkas yang ada menunjukkan betapa Amerika Serikat secara sistematik memata-matai negara-negara lainnya serta lembaga-lembaga.

Der Spiegel mengatakan Uni Eropa dan badan pengawas nuklir PBB yang bermarkas di Wina, Austria, International Atomic Energy Agency (IAEA), adalah lembaga-lembaga yang termasuk dalam daftar target agen-agen intelijen AS.

Pada musim panas tahun 2012, para ahli di NSA berhasil memasuki sistem konferensi video PBB dan memecahkan sistem yang dilindungi kode rahasia, demikian menurut dokumen yang dikutip oleh Der Spiegel.

"Lalu lintas data itu membuat kita mendapatkan telekonferensi video internal Perserikatan Bangsa-Bangsa (hore!)," demikian  Der Spigel mengutip isi dokumen tersebut. Der Spiegel juga mengatakan dalam waktu tiga minggu, jumlah komunikasi dengan kode rahasia mencapai 458 dari 12.

Berkas-berkas internal juga menunjukkan bahwa NSA memata-matai kantor misi Uni Eropa di New York setelah UE pindah ke ruangan-ruangan yang baru pada musim gugur 2012.

Di antara dokumen-dokumen yang disalin oleh Snowden dari komputer-komputer NSA mengungkapkan rencana-rencana misi Uni Eropa, infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki kelompok negara Eropa itu beserta penyedia layanan teknologi informasinya.

Menurut dokumen, NSA melancarkan penyadapan pada lebih dari 80 kedutaan besar dan konsulat di seluruh dunia melalui program yang disebut sebagai "Special Collection Service".

"Pengintaian itu dilakukan secara terus-menerus dan sangat teratur serta hanya sedikit atau tidak ada hubungannya sama sekali dengan penangkalan teroris," demikian tulis Der Spiegel.

Pembocoran rahasia yang dilakukan oleh Snowden telah membuat malu Amerika Serikat karena program-program pengintaian yang selama ini dijalankannya terkuak.

Washington berkukuh operasi pengintaian yang dilakukannya itu masih dalam koridor hukum dan bahwa pembocoran rahasia itu telah merusak keamanan nasional.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement