Senin 26 Aug 2013 07:01 WIB

Usai Diterjang Badai, KRI Dewaruci Akhirnya Tiba di Perth

KRI Dewaruci
Foto: indonesia.travel
KRI Dewaruci

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah diperbaiki di Kota Geraldton, Australia Barat, KRI Dewaruci tiba di Pelabuhan Fremantle, Perth, dengan kecepatan 10 knots perjam.

"Bisa kecepatan 10 knots perjam, KRI Dewaruci dan seluruh awaknya baik-baik saja," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, di Jakarta, Ahad (25/8).

"Kapal ngebut, telah tambat di Pelabuhan Fremantle, misi pelayaran berjalan," kata Marsetio. Pelabuhan Fremantle terletak di muara Sungai Victoria yang berada sekitar 45 menit bermobil arah selatan Perth.

Tim Dinas Fasilitas dan Pemeliharaan Kapal Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur, telah tiba untuk memperlancar proses perbaikan lebih menyeluruh. 

Untuk bisa berlayar secepat 10 knots alias setara 18,5 kilometer perjam di darat itu, mesin kapal berkekuatan 947 tenaga kuda harus berputar sekitar 600 putaran permenit.

Tidak mungkin kecepatan putaran itu stabil bertahan dengan mesin yang bermasalah, demikian juga dengan sling-sling baja kemudi dan daun kemudi dari juru mudi di anjungan kapal. 

Enam hari lalu, KRI Dewaruci dengan 88 awak kapal dan 72 kadet Akademi TNI AL, berada dalam kancah badai topan dahsyat, 140 mil laut lepas pantai Shark Bay, di utara Perth.

Akibat badai topan yang dikabarkan mencapai skala Beauford IX itu, ketiga tiangnya patah. Skala Beauford --ada juga yang menamakan dengan istilah Sea State-- fungsinya sepadan dengan skala Richter untuk gempa) itu

KRI Dewaruci, kapal layar tiang tinggi-kapal latih TNI AL buatan galangan kapal Stulcken & Sohns, Hamburg, Jerman, pada 1952, merupakan kapal layar tiang tinggi kelas Barkentin.

Model kapal ini merupakan perpaduan antara kelas Bark dan Skuner sehingga dia bisa memadukan kecepatan dan kegesitan serta memanfaatkan sudut arah angin secara dinamis.

Kapal ini memiliki tiga tiang, yaitu tiang Bima (di haluan, tiang paling besar setinggi 35,3 meter dengan lima layar peruan dan dastur), tiang Arjuna (di tengah, 35,9 meter dari geladak dengan lima layar), dan tiang Yudistira (32.5 meter dengan dua layar).

Ketiga tiang ini berstruktur utama pipa baja besar hingga bagian pertama bordes; bagian lebih atas terbuat dari kayu oak. 

Selain tiang-tiang vertikal ini, KRI Dewaruci juga memiliki tiang horisontal di haluan kapal, yang dijuluki cocor sepanjang 10 meter. Di pangkal antara cocor dan badan kapal di haluan inilah digantungkan patung Sang Dewaruci; patung yang kini terpasang adalah patung keenam sejak KRI Dewaruci datang pada 1954.

Cocor dan patung Sang Dewaruci ini juga hilang tertelan badai topan dahsyat itu, selain ketiga tiang dan bentang-bentang layar yang terbuat dari kayu oak itu. 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement